“Dengan belajar agama sendiri, apalagi secara mendalam tanpa guru, cenderung akan mudah terpengaruh. Pada akhirnya justru akan dapat menimbulkan penyimpangan-penyimpangan. Misalnya, kata hadis ini ikut. Kemudian, kata hadis yang lain, juga ikut. Oleh karenanya, jangan terlalu dalam mempelajari agama tanpa guru pembimbing yang ahli. Berbeda apabila ada yang mengarahkan dan membimbing dengan benar dan ahli," sambungnya.
Adapun Dudung sendiri tak hanya sekali ini saja terlibat kontroversi terkait persoalan agama yang kerap disinggungnya. Sebelumnya, Dudung juga sempat menjadi sasaran kritik banyak pihak karena menyatakan bahwa 'Tuhan bukan orang Arab'.
Seperti diketahui, beberapa waktu lalu Dudung sempat diundang ke tayangan podcast milik Deddy Corbuzier dalam kanal YouTube-nya. Dalam perbincangannya dengan Deddy, Dudung cukup banyak membahas banyak hal, termasuk perseteruannya dengan para loyalis FPI. Dari sekian perbincangannya, Dudung sempat membahas terkait doa yang ia panjatkan kepada Tuhan.
Menurut Dudung, ia selalu berdoa singkat saja kepada Tuhan dan menggunakan Bahasa Indonesia. Alasannya, ia menyebut bahwa Tuhan yang ia sembah bukanlah orang Arab dan mengerti bahasa apapun yang digunakan hambaNya dalam setiap doa-doa yang mereka panjatkan.
“Kalau saya berdoa setelah sholat, doa saya simpel aja, ya Tuhan pakai bahasa Indonesia saja, karena Tuhan kita bukan orang Arab. Saya pakai bahasa Indonesia, ya Tuhan ya Allah SWT saya ingin membantu orang saya ingin menolong orang itu saja doanya, itu saja,” ujar Dudung.
Pernyataannya tersebut langsung menimbulkan polemik di tengah masyarakat, khususnya masyarakat Muslim, meskipun pernyataannya tersebut sudah jelas bermaksud ingin menunjukkan bahwa Tuhan maha mengetahui segala sesuatu. Banyak di antara mereka justru menilai Dudung menyamakan Tuhan, yakni Allah SWT, dengan manusia, dalam hal ini adalah orang Arab karena ia terkesan menganalogikan Tuhan dengan orang Arab.
Padahal sebenarnya, pernyataan Dudung tersebut sama sekali tak salah karena benar Tuhan tidak memihak kepada suatu golongan tertentu saja melainkan seluruh semesta alam. Apapun yang ada di dalam alam semesta Tuhan tentunya pasti mengetahui tanpa harus diberikan tanda secara spesifik terlebih dahulu, seperti halnya bahasa.
Pihak pengkritik Dudung tersebut juga secara tidak langsung sebenarnya setuju dengan pernyataan Dudung, hanya saja mereka merasa pernyataan Dudung kurang bijak dalam pemilihan kata sehingga mampu menimbulkan polemik. Dan seperti biasa, Dudung diminta berhenti untuk berbicara soal agama karena dianggap bukan kapasitasnya.
Jika ditarik lebih jauh, Dudung juga pernah memperoleh perlakuan serupa dari sebagian masyarakat Muslim karena pernyataannya yang menyebut bahwa semua agama benar di mata Tuhan. Di saat yang sama, ia juga mengimbau para prajuritnya di Kostrad agar tidak fanatik berlebihan terhadap keyakinan agama.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: