Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apa Itu Continous Testing?

Apa Itu Continous Testing? Kredit Foto: Unsplash/Markus Spiske
Warta Ekonomi, Jakarta -

Continous testing market diperkirakan telah tumbuh dari US$1,15 miliar pada 2018 menjadi US$2,41 miliar pada 2023. Ini mewakili pertumbuhan tahunan sekitar 16% sehingga mengilustrasikan peningkatan kebutuhan akan pengiriman software berkualitas tinggi secara tepat waktu.

Organisasi di semua industri berusaha untuk memajukan transformasi digital mereka agar dapat meningkatkan operasi bisnis mereka. Banyak yang menganggap continous testing sebagai elemen penting dalam transisi ini yang dapat membantu mereka dalam meminimalisasi risiko bisnis yang berkaitan dengan aset software.

Baca Juga: Apa Itu Messaging API?

Percepatan kegiatan continous testing didorong sebagian karena adanya pertumbuhan permintaan untuk aplikasi dan software berbasis mobile.

Perusahaan menyadari ada kebutuhan untuk menguji platform teknologi mereka dan meningkatkan manajemen koneksi mereka dengan manusia, mesin, dan informasi. Continous testing memberdayakan organisasi untuk mengintegrasikan software mereka secara mulus dengan sistem lama serta meningkatkan efisiensi bisnis. Pada kesempatan ini, kita akan membahas mengenai apa itu continous testing beserta manfaatnya bagi proses development itu sendiri.

Jadi, Apa Itu Continous Testing?

Continous testing adalah jenis software testing yang melibatkan pengujian pada setiap tahap development life cycle. Tujuan dari continous testing adalah untuk mengevaluasi kualitas software sebagai bagian dari continous delivery process dengan mengujinya lebih awal dan sesering mungkin.

Traditional testing melibatkan software yang diserahkan oleh satu tim ke tim lain, dengan proyek yang memiliki fase pengembangan dan jaminan kualitas (QA) yang jelas. Tim QA akan membutuhkan waktu yang lama untuk memastikan kualitas, dan umumnya diprioritaskan di luar jadwal proyek tersebut.

Bagaimana pun juga, bisnis saat ini membutuhkan software delivery yang lebih cepat kepada end user. Software terbaru, makin dapat dipasarkan, dan karena itu makin besar kemungkinannya untuk menawarkan peluang bagi perusahaan untuk meningkatkan pendapatan. Dengan ini, software akan terus bergerak dari tahap development, ke tahap testing, hingga ke tahap deployment.

Continous testing melibatkan banyak pemangku kepentingan seperti tim development, tim DevOp, tim Quality Assurance (QA), dan staf operasional.

Asal Usul Terciptanya Continous Testing

Dalam model development yang lebih lama, aktivitas development dipusatkan di sekitar gagasan lepas tangan, yaitu ketika satu tim sudah menyelesaikan tugasnya, ia menyerahkan software tersebut ke tim berikutnya, dengan menjaga tanggung jawab dan aktivitas tetap tertutup. Pembenaran untuk langkah-langkah terpisah ini adalah penekanan pada kualitas dari software. Tim memiliki lebih banyak waktu untuk melakukan tugas spesifik mereka dan menjamin hasil terbaik.

Namun, dengan banyaknya permintaan untuk meningkatkan kecepatan development, model lama ini tidak lagi digunakan. Organisasi membutuhkan sarana untuk mengembangkan dan memberikan kepada pelanggan mereka dengan waktu yang lebih cepat. Model development yang lebih baru dan tangkas hadir untuk menjawab permintaan akan kecepatan development yang terus meningkat. Dalam model ini, organisasi memperkenalkan lebih banyak aktivitas tambahan, yang dilakukan secara terus-menerus.

Saat ini, sebagian besar organisasi telah mengadopsi DevOps dan DevSecOps, yang menggunakan lingkungan kolaborasi dan tanggung jawab bersama. Pergeseran dari praktik lama ini telah memungkinkan tim untuk merangkul otomatisasi dan aktivitas berkelanjutan (continous). Maka, continous testing lahir dan menjadi salah satu praktik utama dalam proses development.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Patrick Trusto Jati Wibowo
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: