Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apa Itu Continous Integration?

Apa Itu Continous Integration? Kredit Foto: Unsplash/Markus Spiske

Sekarang, developer dapat melihat dan berkolaborasi dalam feature branch dengan developer lain seiring adanya kemajuan fitur melalui CI Pipeline. CI juga dapat digunakan untuk membantu pengeluaran QA resource. Pipeline CI yang efisien dengan cakupan pengujian otomatis akan melindungi dari regresi dan memastikan bahwa fitur baru sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan. Sebelum kode baru digabungkan, kode tersebut harus lulus rangkaian pernyataan uji CI yang akan mencegah regresi baru.

Walau CI sangat bermanfaat dalam proses development, namun ada beberapa tantangan yang masih harus kita hadapi. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menyadari tantangan dalam continous integration. Tantangan tersebut akan muncul saat sedang mentransisikan proyek yang tidak menggunakan CI ke CI itu sendiri. Sebagian besar proyek software modern akan mengadopsi CI dari tahap awal dan otomatis dapat mengurangi tantangan tersebut.

4. Mengurangi Risiko

Jika Anda menguji dan menerapkan kode dengan lebih sering, pada akhirnya Anda akan mengurangi tingkat risiko proyek yang sedang dikerjakan karena Anda dapat mendeteksi bug dan cacat kode lebih awal. Ini berarti mereka lebih mudah untuk diperbaiki dan Anda dapat memperbaikinya dengan lebih cepat. CI akan mempercepat mekanisme feedback dan membuat komunikasi Anda lebih lancar.

Cara Melakukan Continous Integration

Pondasi dari continous integration adalah version control system (VCS). Jika basis kode target untuk menjalankan instalasi CI tidak memiliki VCS, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menginstal VCS. Setiap codebase modern pasti sudah memiliki VCS. Beberapa VCS yang populer adalah Git, Mercurial, dan Subversion.

Setelah VCS diinstal, langkah selanjutnya adalah menemukan version control hosting platform. Sebagian besar alat version control hosting modern sudah memiliki dukungan dan fitur bawaan untuk continous integration. Beberapa platform version control hosting yang populer adalah Bitbucket, Github, dan Gitlab.

Setelah version control ditetapkan pada suatu proyek, maka kita harus menambahkan integration approval step. Langkah yang harus dilakukan adalah pengujian otomatis. Menambahkan pengujian otomatis ke proyek dapat menimbulkan initial cost overhead. Untuk itu, testing framework harus diinstal, kemudian test code dan test case harus ditulis oleh developer.

Beberapa ide dalam mekanisme CI approval lain yang lebih murah untuk dilakukan adalah syntax checker, pemformat code style, atau proses dependancy vulnerability scan. Setelah Anda memiliki pengaturan version control system dengan beberapa approval step, maka Anda telah membuat continous integration.

CI bukanlah proses dari tim engineering saja. Tim organisasi, pemasaran, penjualan, dan produk juga akan mendapat manfaat dari CI. Tim produk perlu memikirkan cara memparalelkan pelaksanaan aliran pengembangan secara simultan. Tim produk dan engineering akan bekerja sama untuk menentukan ekspektasi fungsionalitas bisnis yang memenuhi syarat yang akan menjadi rangkaian pengujian otomatis.

Tim pemasaran dan penjualan akan dapat merujuk saluran CI untuk berkoordinasi dengan upaya komunikasi yang dihadapi oleh pelanggan. CI memberikan tingkat transparansi kepada seluruh organisasi tentang bagaimana kemajuan pelaksanaan engineering. Utilitas transparansi dan komunikasi ini sangat terintegrasi dengan baik dengan development workflow yang gesit.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Patrick Trusto Jati Wibowo
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: