Dwi Koryana, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Prabumulih, mengatakan Program PESAT Pesat sangat berkontribusi pada pengolahan sampah di Kota Prabumulih. “Sampai 2025 diharapkan ada pengurangan sampah 30%. Dengan kegiatan PESAT adalah pengurangan sampah,” katanya.
Keberhasilan program Pak Dalang, kusus pengolahan sampah plastik. Dengan program ini Prabumulih menjadi satu-satunya kota di sumatera yang dapat dana insentif daerah. “Dari kegiatan PESAT dan Pak Dalang sangat mendukung dan sudah dapat apresiasi. Pak doni sebagai pak dalang sudah dapat penghargaan Kalpataru,” katanya.
Romdoni, Local Hero Pertamina Prabumulih Field, mengungkapkan kiprahnya dimulai pada 2008. Saat itu dia masih menjadi petani karet.
“Saat itu, pada 2008 terjadi krisis global, mulai goyang, harga karet turun drastis. Di Prabumulih banyak penggiat sampah, sampah umum yang banyak dikenal orang yang diabaikan dianggap tidak ada nilai ekonominya,” katanya.
Romdoni yang juga dipanggil Pak Dalang pun tergerak bagaimana caranya sampah yang dianggap tidak ada nilai ekonominya bisa menjadi ekonomis. Dia pun belajar ke Jakarta hingga Malang dan ikut dalam asosiasi pengusaha daur ulang plastik Indonesia untuk menimba ilmu mengolah sampah plastik.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: