Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gerak Cepat Jokowi Jawab Kritikan MUI, Ternyata Ini Maksudnya

Gerak Cepat Jokowi Jawab Kritikan MUI, Ternyata Ini Maksudnya Kredit Foto: Twitter/Faldo Maldini
Warta Ekonomi, Jakarta -

Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara, Faldo Maldini, berupaya menjelaskan maksud Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang langsung menjawab kritikan dari Wakil Ketua Umum MUI, Anwar Abbas, tentang kesenjangan ekonomi.

Menurut Faldo, sambutan Presiden soal kesenjangan ekonomi terutama penguasaan lahan oleh rakyat sudah menunjukkan komitmen pemerintah selama ini. Hal itu pun menanggapi kritikan Anwar di acara Kongres Ekonomi Umat Islam yang dihadiri Presiden dan Anwar juga memberikan sambutan.

Baca Juga: Jawab Kritikan Waketum MUI, Jokowi: Jangan Dipikir Saya Nggak Kepikiran

"Presiden jelaskan semuanya secara detail. Upaya yang dilakukan sudah sangat banyak. Berbagai strategi sudah ditempuh untuk menyelesaikan persoalan ketimpangan dan mengedepankan ekonomi kerakyatan. Mekaar itu satu program, kalau disebut semua tidak cukup itu waktu acaranya," kata Faldo kepada wartawan, Sabtu (11/12/2021).

Kata Faldo, Presiden pun punya keresahan yang sama. Satu per satu persoalan tengah diselesaikan. Jokowi pun menjawab kritikan Anwar Abbas itu yang akhirnya tidak menggunakan naskah pidato saat sambutan acara.

"Presiden Jokowi mau dikritik langsung tidak soal. Beliau sudah banyak berupaya. Masalah hasilnya, tentu selalu jadi perdebatan. Ada yang sudah puas, ada yang belum. Tugas negara memastikan keadilan untuk semua. Siapapun tidak mungkin senangkan semua orang," kata dia.

"Komitmen Pemerintah sudah sangat jelas dalam pidato Presiden, tinggal kita jalan bersama dengan penuh komitmen pula," sambung Faldo.

Diberitakan sebelumnya, Presiden Jokowi menjawab langsung kritikan yang dilontarkan Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas, terkait kesenjangan ekonomi yang makin terjal. Jokowi mengaku juga kepikiran dengan persoalan tersebut.

Jokowi menyampaikan selama menjadi Presiden RI selalu berupaya menekan kesenjangan. Ia mengatakan demikian karena pernah jadi orang yang susah.

"Dipikir saya nggak kepikiran? Gini rasio waktu saya masuk 0,41 lebih. Kepikiran bapak ibu sekalian. Gap seperti itu kepikiran. Jangan dipikir saya nggak kepikiran. Kepikiran. Karena saya merasakan jadi orang susah. Saya merasakan betul. Dan, enak menjadi orang yang tidak susah memang," kata Jokowi dalam pelaksanaan Kongres Ekonomi Umat Islam II MUI dikutip dari YouTube MUI, Jumat (10/12/2021).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: