Sejak ada Program Nelayanku Hebat, aktifitas nelayan tangkap menjadi berkelanjutan. Sejak mengubah penggunaan trawl yang sangat masif di pesisir Delta Mahakam, menjadi penggunaan inovasi apartemen ikan yang ramah lingkungan dengan bahan dari bambu, beton dan partisi sehingga 32,4 Ha area mangrove terselamatkan.
Menurut Hosna, efektifitas apartemen ikan didukung oleh peralatan GPS dan fish finder yang dikenalkan oleh PHM-SPU untuk memastikan akurasi titik tangkap nelayan saat melaut. Dari perubahan cara melakukan usaha tangkap ini sudah mengurangi pemakaian bahan bakar kapal dan lebih efektif ketimbang sebelumnya.
"Dari penghematan bahan bakar kapal, kegiatan nelayan dapat mengurangi emisi sebesar 7.628,7 ton CO2/tahun,” katanya.
Menurut Hosna, program ini juga menjawab sinergitas kegiatan antara operasional migas, jalur pelayaran dan usaha tangkap nelayan. Hasil dari program ini, meningkatnya pendapatan para nelayan sebesar 115%.
Pada musim paceklik sekitar + 90 hari/tahun nelayan juga tetap produktif, dengan adanya bengkel nelayan yang difasilitasi oleh PHM – SPU dan menjadi bengkel pertama di pesisir yang dikelola oleh kelompok nelayan, penghematan perawatan sarana prasarana nelayanpun mencapai 4,8 juta/tahun.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: