Bikin Geger Laut China Selatan, Tanda-tanda Jet Siluman China di Langit Terlarang Semakin...
China mungkin telah memulai produksi massal jet tempur siluman paling canggihnya yaitu J-20. Beijing diperkirakan juga menugaskan beberapa di antaranya ke unit angkatan udara yang bertanggung jawab atas Laut China Selatan.
Media China yang dikelola pemerintah mengutip pernyataan produsen jet tempur Chengdu Aircraft Industrial Group yang dirilis, Jumat (10/12/2021) lalu, mengatakan bahwa perusahaan telah meningkatkan pengiriman pesawat militernya termasuk J-10 dan J- 20 pada kuartal keempat tahun 2021. Hal itu dilakukan karena permintaan yang tinggi.
Baca Juga: Jet Tempur F-35 Seharga US$23 Miliar Gagal Diborong Uni Emirat Arab, Begini Respons Amerika
Sementara itu, Scramble, sebuah majalah penerbangan Eropa, mengatakan bahwa Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) yang memakai J-20A terlihat dalam uji terbang dari fasilitas produksi Huantianba di Chengdu. Nomor seri 61162 di ekornya menunjukkan bahwa jet tersebut ditugaskan ke Brigade Udara ke-5 Komando Teater Selatan.
J-20A adalah salah satu varian baru dari jet tempur Chengdu J-20, yang juga dikenal sebagai “Naga Perkasa”. Komando Teater Selatan adalah salah satu dari lima komando regional PLA dan bertanggung jawab atas seluruh bagian selatan China dan Laut China Selatan.
“Sebuah Brigade Udara J-20 yang berbasis di wilayah tanggung jawab Komando Selatan akan menempatkan beberapa pesawat tempur paling canggih China cukup dekat dengan Laut China Selatan,” kata David Cenciotti, seorang blogger penerbangan militer terkemuka, kepada Radio Free Asia.
Penulis penerbangan terkenal lainnya yang mengkhususkan diri dalam pengembangan pesawat China, Andreas Rupprecht, mengatakan akan menjadi langkah yang tidak biasa untuk menugaskan J-20 ke Brigade Udara ke-5 yang baru saja berubah menjadi Chengdu J-10C, pesawat tempur multiperan yang lebih tua tetapi masih mampu beberapa tahun yang lalu.
Ini mungkin menunjukkan bahwa perencana militer China berusaha untuk meningkatkan kemampuan pertahanan udara di Laut China Selatan dan para pejuang akan memiliki peran tempur daripada untuk pelatihan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto