Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mensos Dorong Command Center, Tingkatkan Respons Cepat Tangani Berbagai Masalah Sosial

Mensos Dorong Command Center, Tingkatkan Respons Cepat Tangani Berbagai Masalah Sosial Kredit Foto: Kemensos
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sebagai bentuk keseriusan terhadap penyiapan command center, Kementerian Sosial menggelar pelatihan kepada petugas. Dengan pelatihan ini, diharapkan dapat disiapkan petugas yang profesional, cekatan, dan tanggap dalam memberikan pelayanan.

Dalam sambutannya, Mensos menyatakan bahwa penyiapan command center didorong dari pengalaman yang ditemui selama turun ke lapangan. Baik dalam mengecek lokasi bencana, masalah korban asusila, disabilitas, dan berbagai permasalahan sosial lainnya. Mensos menyatakan, kebutuhan terhadap informasi kadang sulit dipenuhi, khususnya di lokasi bencana. Pada akhirnya, penanganan masalah tidak bisa dilakukan dengan cepat.

Baca Juga: Temui Bocah Pengidap TBC Tulang Belakang, Mensos Berikan Motivasi dan Doakan agar Cepat Sembuh

"Pada waktu gempa NTT atau erupsi Gunung Semeru, itu susah sekali mendapatkan informasi. Di Lumajang, saya lihat posko pengungsi di Desa Sumber Wuluh, Kecamatan Candipuro, ini kayaknya di lokasi rawan," kata Mensos dalam pembukaan pelatihan petugas command center, Jumat (17/12).

Namun, untuk memastikan adanya potensi ancaman lanjutan, Mensos tidak mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Baru setelah melakukan kontak telepon dengan sejumlah pihak, didapat informasi tersebut. "Kalau tidak dapat informasi, ya susah menentukan tindakan apa yang harus dilakukan," katanya.

Padahal, dalam kondisi darurat, dibutuhkan tindakan cepat di lapangan, di mana hal ini harus didukung dengan pasokan informasi yang tidak hanya cepat, tetapi juga akurat. Mensos akhirnya memutuskan memindahkan posko pengungsi ke lokasi baru yang lebih aman.

Dengan adanya command center, diharapkan informasi dapat dikelola dengan lebih baik, lebih cepat, dan dapat dimanfaatkan dengan lebih optimal. Hal ini dimungkinkan karena command center akan menghimpun keterlibatan pihak-pihak terkait. Untuk penanggulangan bencana, misalnya, Kemensos sudah mengaktivasi Kampung Siaga Bencana (KSB) di beberapa kawasan siaga bencana.

Namun, mereka tetap harus dibantu dengan penguatan informasi dan terhubung dengan stakeholder. Dengan command center, Mensos berharap petugas lapangan bisa bertindak cepat dan tepat sesuai dengan situasi kedaruratan. "Jadi petugas lapangan bisa lebih siap menghadapi situasi darurat. Intinya, command center dalam hal penanggulangan bencana, dimaksudkan supaya meningkatkan kemampuan mitigasi," kata Mensos.

Pada tahap awal, penyiapan command center fokus pada penyiapan SDM dan sistem. Dalam waktu ke depan, Mensos memastikan akan menambah dukungan peralatan. "Saat ini untuk daerah bencana, kami menggunakan Rig, tapi ke depan akan didukung dengan satelit," katanya.

Rig adalah alat komunikasi berbentuk base station yang dapat dijadikan sebagai base station dan dapat juga dijadikan sebagai alat komunikasi bergerak (mobile station). Mensos berharap, masyarakat harus menjadi bagian aktif dari lalu lintas komunikasi dalam penanganan bencana. Untuk keperluan itu, command center bisa menjadi jembatan. Hal ini dimungkinkan, sebab informasi cuaca dari BMKG didiseminasikan melalui citra satelit.

"Saya ingin pantauan dari citra satelit bisa tersampaikan ke masyarakat sehingga ancaman bencana bisa diantisipasi. Apalagi, kita ada Tagana di tiap wilayah sehingga dengan adanya informasi dari citra satelit bisa menggerakkan tenaga kita seperti Tagana untuk cepat melakukan evakuasi atau perlindungan warga yang terancam," kata Mensos.

Dalam kesempatan sama, Sekjen Kemensos Harry Hikmat mengaku bangga dengan ide brilian dari Mensos Risma. Selama ini, menurut Harry Hikmat, perlu terobosan dalam penanganan berbagai masalah warga yang terjadi di beberapa lokasi berbeda.

"Command center berfungsi sebagai media terintegrasi menampung pengaduan masyarakat serta menyalurkannya kepada para pemangku kepentingan untuk segera mendapatkan solusi. Karena di sini merupakan pusat komando untuk merespons kejadian bencana ataupun permasalahan sosial lainnya" katanya.

Command center didesain untuk melayani berbagai laporan masyarakat tentang kedaruratan dari masalah konflik sosial, bencana alam, bantuan sosial yang tidak tepat sasaran ataupun masalah kedaruratan lainnya.

Pelatihan petugas command center dilaksanakan pada 16-19 Desember 2021 di Gedung Aneka Bhakti Cawang Kencana, Jakarta Timur. Para petugas command center telah mengikuti asesmen psikologis hasil kerja sama Kementerian Sosial dengan LP3T Unair Surabaya.

Total petugas command center Kementerian Sosial yang akan mengikuti pelatihan 63 orang: dari Unit Kerja Eselon I Sekretariat Jenderal sebanyak 11 orang; Inspektorat Jenderal 8 orang; Direktorat Jenderal Penanganan Fakir Miskin 10 orang; Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial 8 orang; Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial 11 orang; Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial 9 orang dan Badan Pendidikan, Penelitian, dan Penyuluhan Sosial 6 orang.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: