Perusahaan petrokimia asal Jawa Timur (Jatim) PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (“TPPI”) akhirnya mampu menyelesaikan Outside Battery Limit (OSBL) Proyek Revamping Aromatik di Tuban Jatim Proyek yang menelan dana sebasar Rp. 379,75 Milyar ini, diharapkan mampu meningkatkan jumlah kapasitas produksi Paraxylene dari 600 ribu menjadi 780 ribu ton setiap tahunnya dan juga meningkatkan kapasitas produksi Benzene dari 440 ribu menjadi 500 ribu ton per tahun.
Pjs. Presiden Direktur TPPI, Erwin Widiarta mengatakan, dengan dukungan dari dari Pemegang Saham Utama PT Pertamina (Persero) dan PT Tuban Petrochemical Industries. Pihaknya berkomitmen penuh untuk mengelola proyek kilang Aromatik di Indonesia guna menurunkan impor produk turunan petrokimia dengan adanya proyek tersebut.
Baca Juga: Campus Marketplace Bhinneka Rambah Jawa Timur
“Hari ini akan menjadi salah satu hari bersejarah bagi TPPI, kita akan menyaksikan peresmian penyelesaian OSBL Proyek Revamping Aromatik TPPI, dimana proyek ini merupakan proyek pertama TPPI sejak mulai beroperasi 15 tahun silam, tepatnya pada tahun 2006. Hal ini merupakan bukti nyata bahwa TPPI dapat bangkit dan menata masa depan untuk menjadi perusahaan yang tumbuh dan berkembang," terang Erwin Widiart usai peresmian peresmian penyelesaian OSBL Proyek Revamping Aromatik di Tuban, Senin (20/12/2021).
Lebih lanjut Erwin sapaannya menjelaskan, bahwa penyelesaian OSBL berupa 5 unit Tangki yang berfungsi tidak hanya untuk mendukung keseluruhan proyek Revamping Aromatik, namun juga dapat meningkatkan fleksibilitas operasional kilang TPPI. Penyelesaian OSBL ini termasuk pembangunan 5 unit Tangki, lengkap dengan sistem perpipaan, kelistrikan, instrumentasi dan safety.
Saat ini kata dia, pembangunan OSBL yang telah selesai dan di-commissioning terdiri dari 3 tangki kapasitas 40.000 kl, 1 tangki kapasitas 38.000 kl dan 1 tangki kapasitas 15.200 kl, semuanya sudah mulai digunakan dalam operasi Kilang TPPI sejak 18 Desember 2021 kemarin.
Selain itu pula Erwin mengatakan, pihaknya memulai pembangunan OSBL pada bulan Juni 2020 dan dapat dengan sukses diselesaikan sesuai target dalam jangka waktu 18 bulan diantaranya, system kontrak Engineering Procurement and Construction (EPC) yang kuat, melalui Pendefinisian Scope of Work (SOW) dan menerapkan prinsip Good Corporate Governance (GCG) secara konsisten.
Sementara itu Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati mengatakan, PT Pertamina merupakan perusahaan milik negara (BUMN) memiliki peran untuk mendorong perekonomian Indonesia, khususnya di saat pandemi ini. Ekonomi diharapkan terus bergerak dan segera pulih, melalui investasi termasuk dalam Proyek Strategis Nasional dan proyek strategis Pertamina.
Nicke Widyawati berharap, agar semangat dan kerja keras terus dikobarkan untuk menghadapi seluruh tantangan kedepan.
“Semoga semangat, kerja keras dan komitmen yang telah dilakukan tidak berhenti disini, namun pencapaian ini merupakan awal dari perjalanan TPPI bersama Pertamina untuk menjadi perusahaan global kelas dunia. Tidak lupa saya mengingatkan juga agar para Perwira selalu mengedepankan dan mengutamakan aspek HSSE dalam menjalankan tugas pekerjaannya, dimana pun dan kapan pun. Juga jangan lengah, pandemi masih ada di sekitar kita, terus jalani protokol kesehatan. Pertamina terus berupaya meningkatkan kapasitas kilang dalam rangka optimalisasi produk BBM dan memperbaiki kualitas BBM dan Naptha. Untuk mengantisipasi penurunan permintaan terhadap BBM, Pertamina mengintegrasikan kilang petrochemical, mengingat saat ini produk tersebut masih diimpor,” ungkap Nicke Widyawati.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Mochamad Ali Topan
Editor: Alfi Dinilhaq