Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dukungan Orang Tua, Kunci Sukses Vaksin Anak 6-11 Tahun

Dukungan Orang Tua, Kunci Sukses Vaksin Anak 6-11 Tahun Kredit Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho

Ketua ITAGI juga mengingatkan pentingnya mengejar imunisasi rutin setiap tahun pada anak, yang selama pandemi COVID diakui agak ketinggalan karena segenap sumber daya dikerahkan untuk mengatasi pandemi. Untuk itu, ia mendorong orang tua untuk memastikan kembali jadwal imunisasi rutin yang ada. Ia menjelaskan, vaksin COVID-19 dan imunisasi rutin dapat dilakukan selang dua minggu.

Bagi anak yang memiliki alergi, Sri menganjurkan orang tua untuk memvaksinasi anaknya di fasyankes yang memiliki peralatan lengkap sehingga jika ada reaksi pasca vaksinasi bisa selekasnya ditangani. Vaksinasi merupakan pemenuhan hak anak untuk bisa tumbuh dan berkembang dengan baik. Demikian disampaikan oleh Psikolog anak, Seto Mulyadi. Pengertian tersebut, menurutnya, harus dikampanyekan terus-menerus guna menghapus keraguan orang tua akan pentingnya vaksinasi anak.

Dalam hal ini ia menyayangkan bahwa kadang justru orang tua yang menjadi penghalang vaksinasi bagi anak. “Kadang orang tua yang menghalangi karena berbagai hoaks. Karenanya penjelasan kepada orang tua perlu diberikan agar mereka tidak lagi percaya hoaks dan mau mengizinkan anak untuk divaksinasi COVID-19,” tutur Kak Seto.

Bila perlu, menurutnya, dapat dengan pendekatan khusus dari RT dan RW, juga informasi resmi dari pemerintah. Dalam hal ini, pemberdayayaan kerukunan RT dan RW harus dapat ditingkatkan. Kak Seto menekankan, bahwa gotong royong melawan hoaks di antara masyarakat tersebut juga perlu diupayakan “Orang tua diharapkan akhirnya terbuka dan bersinergi bersama,” tambahnya.

Selain itu, pendekatan kepada anak dengan bahasa anak juga perlu. Bahkan, anak yang sudah paham selanjutnya juga dapat membantu meyakinkan orang tua. Kak Seto juga menekankan bahwa saat ini, hal penting untuk anak adalah hak hidup dan hak sehat, termasuk sehat mental. “Dengan anak gembira, maka resiliensi (daya lenting) akan naik, imun kuat. Sedangkan anak yang depresi mudah sakit, itu malah kontraproduktif di masa pandemi sekarang ini,” tandas Kak Seto

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: