Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Petisi Desak Polisi Tilang Truk Produsen Air Minum, YLKI Minta Jokowi Turun Tangan

Petisi Desak Polisi Tilang Truk Produsen Air Minum, YLKI Minta Jokowi Turun Tangan Kantor YLKI | Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Keresahan menahun masyarakat atas pelanggaran muatan armada truk produsen air kemasan Aqua di jalur Sukabumi-Bogor-Jakarta berujung petisi di jagat maya. Sementara itu, YLKI mendesak Presiden Joko Widodo turun tangan menyelesaikan berlarut-larutnya pelanggaran muatan truk barang demi kenyamanan dan keselamatan pengguna jalan.

Muncul di platform publik Change.org awal pekan ini, petisi meminta polisi tak segan menilang armada truk perusahaan yang digambarkan kerap menebar teror dan ketaknyamanan bagi tak terhitung pengguna jalan.

Baca Juga: Tegas! Pengusaha AMDK Jawa Tengah Tolak Pelabelan Galon Polikarbonat

"Hari demi hari dalam 40 tahun terakhir, armada truk Aqua leluasa menebar teror di sepanjang jalur vital Sukabumi-Bogor-Jakarta tanpa pernah ada penghukuman yang tegas dari polisi," kata petisi yang diinisiasi seorang warga.

Petisi menyebut armada truk Wing-Box Aqua setiap hari memuat galon isi ulang yang menumpuk hingga atap truk.

Disebutkan, truk jenis itu teorinya hanya dibolehkan mengangkut maksimal 500 galon air isi ulang dalam sekali jalan. Faktanya, oleh perusahaan yang menginduk ke Perancis itu, truk dijejali muatan hingga 1.100 galon atau bahkan hingga 1.200 galon.

Merujuk hasil investigasi lembaga riset Komite Penghapusan Bensin Bertimbel, petisi menyebut dari pelanggaran itu Aqua bisa menghemat biaya distribusi Rp190 per liter. "Bila dikalikan dengan market share perusahaan sebesar 46,7% -- dari total 29 milyar liter penjualan industri pada 2020, Aqua menikmati keuntungan tambahan Rp2.57 triliun."

Namun, menurut naskah petisi, masyarakat dan pemerintahlah yang harus membayar mahal semua pelanggaran itu. Petisi misalnya menyebut warga Sukabumi-Bogor yang lokasinya rumahnya di pinggir jalan yang kerap dilintasi truk Aqua tak berhenti merasakan tremor yang mengguncang kejiwaan.

Warga juga digambarkan harus berhadapan dengan kemacetan yang seperti abadi karena armada truk Aqua bergerak lamban lantaran memikul muatan berlebih. Yang lebih mencemaskan, menurut petisi, adalah armada truk Aqua, seperti lazimnya armada truk angkut barang dengan muatan berlebih, kerap mengalami pecah ban, patah as, rem blong, terguling dan banyak jenis kecelakaan lainnya yang bisa berujung kecelakaan fatal. 

Petisi juga menyindir pemerintah yang dianggap royal dengan pelanggaran muatan truk Aqua. Disebutkan, pemerintah merogoh kocek ekstra paling tidak Rp40 triliun untuk merapikan jalan dan jembatan yang rusak akibat operasi truk dengan muatan berlebih setiap tahunnya.

"Uang yang semestinya dipakai untuk hal-hal yang lebih krusial, seperti mendanai pendidikan, habis untuk menutup ongkos pelanggaran aturan perusahaan multinasional seperti Aqua," kata petisi.

Data situs Change.org menunjukkan dalam tempo 24 jam, tercatat sedikitnya 250 orang yang ikut meneken petisi. Sebagiannya membagi pengalaman berhadapan dengan armada truk Aqua.

"Ikut kadang merasakan kecemasan saat nyetir mobil dibelakang atau di samping truk Aqua," kata akun Maria Yuanita.

Arief N., penandatangan petisi lainnya, punya cerita lain. "Tidak cuma area Bogor, di Subang, Jawa Barat, truk Danone juga berperan merusak jalan dari jalan Cagak sampai kota Subang, Jalur utama Subang-Bandung di area tersebut sudah seperti jalan hauling tambang."

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: