Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jangan Kaget! Terungkap Sudah Sikap PDIP Soal Presidential Threshold 20%, Ternyata Oh Ternyata...

Jangan Kaget! Terungkap Sudah Sikap PDIP Soal Presidential Threshold 20%, Ternyata Oh Ternyata... Kredit Foto: Antara/Wahyu Putro A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Polemik presidential threshold 20 persen terus mengemuka. Sikap partai politik terbelah, ada yang sepakat tetap dipertahankan namun ada juga mendukung diubah. PDI Perjuangan (PDIP) salah satu partai politik yang ingin PT 20 persen tetap dipertahankan.

Seperti disampaikan Sekretaris Jenderal DPP Hasto Kristiyanto yang menyatakan pihaknya mendukung dipertahankannya klausul itu dalam UU Pemilu.Sementara sejumlah tengah menggugat adanya ambang batas pengajuan calon presiden (Presidential Threshold/PT) ke Mahkamah Konstitusi (MK).

Hasto mengajak semua pihak belajar dari pengalaman Pemerintahan Presiden SBY dan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Bahwa sistem presidensial yang dipakai Indonesia memerlukan basis dukungan dari Parlemen.

Baca Juga: Ruhut Kembali Menyahut, Kini Soal “Nyanyian” Giring di Hadapan Jokowi: Maju Terus Giring!

"Pak Jokowi pada periode pertama kepemimpinannya, dipilih dengan suara yang kuat dari rakyat. Tetapi dengan dukungan parlemen yang hanya 20 persen saat itu, membutuhkan waktu satu tahun setengah untuk konsolidasi saja," kata Hasto Kristiyanto dalam keterangannya, Minggu (26/12/2021).

Saking pentingnya dukungan Parlemen terhadap Pemerintahan itu, bahkan saat itu ada sejak awal mengganjal kebijakan Pemerintahan Jokowi lewat pemilihan pimpinan alat kelengkapan dewan.

"Oleh karena itulah, maka syarat 20 persen itu adalah efektifitas kerja pemerintahan, itu adalah sistem yang kita bangun. Berpolitik itu dengan teori politik. Juga belajar praktik-praktik pemerintahan negara. Kerena minimum 20 persen itu untuk memastikan efektivitas kerja pemerintahan yang dipilih rakyat," urai Hasto."

"Tapi kalau presidential threshold 20 persen, dikritisi calonnya yang muncul itu lagi itu lagi?" tanya wartawan. Menjawab itu, Hasto mengatakan, setiap parpol memang harus menjalankan kaderisasinya dengan baik supaya mendapatkan kepercayaan rakyat dengan turun ke bawah. Seperti yang dilakukan oleh Baguna PDIP, melatih diri untuk kemudian turun ke bawah.

“Jadi kontestasi yang liberal itu tidak linier dengan kualitas kepemimpinan. Sebab kualitas kepemimpinan itu ditentukan oleh proses kaderisasi secara sistemik,” kata Hasto.

Baca Juga: Cuitannya Disahut Ruhut, Yan Harahap Beri Tanggapan Menohok: Perbaiki Lagi ‘Teknik Menjilatmu’

Bagi PDIP, Pemilu adalah ajang menyampaikan seluruh konsepsi tentang jalannya pemerintahan negara kepada rakyat. Tidak ditentukan oleh banyak sedikitnya calon. Sehingga jawabannya bukanlah dengan menurunkan syarat PT, namun memastikan parpol bergerak ke rakyat agar mendapatkan kepercayaan.

“Cara untuk mendapatkan dukungan lebih dari 20 persen, hanya bisa kalau melakukan kerja kerja kerakyatan, turun ke tengah-tengah rakyat. Bukan dengan cara mengubah undang-undang,” pungkas Hasto. []

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: