Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Aksi Serikat Pekerja PT Pertamina Diyakini Tidak Akan Pengaruhi Pasokan BBM Maupun LPG

Aksi Serikat Pekerja PT Pertamina Diyakini Tidak Akan Pengaruhi Pasokan BBM Maupun LPG Kredit Foto: PT Pertamina (Persero)
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengamat energi Universitas Gajah Mada (UGM) Fahmi Radhi meyakini aksi mogok kerja yang akan dilangsungkan oleh Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) tidak akan memengaruhi pasokan energi nasional.

"Saya kira tidak akan mengganggu sama sekali dan Pertamina sudah komitmen, apapun kondisinya pasokan dari Bahan Bakar Minya (BBM) dan Liquid Petroleum Gas (LPG) itu tidak akan pernah terganggu," ujar Fahmi saat dikonfirmasi Warta Ekonomi, Senin (27/12/2021).

Baca Juga: Pengamat: Aksi Mogok Kerja Serikat Pekerja Pertamina Disinyalir Ada Kepentingan Politik

Keyakinan tersebut diperkuat dengan peristiwa besar yang terjadi sepanjang 2021 dan PT Pertamina mampu menghadapi permasalahan yang ada tanpa mengganggu suplai energi ke masyarakat. Ditambah lagi, dengan kondisi aksi yang dinilai tidak terlalu serius, ia yakin suplai energi akan tetap aman meskipun di tengah libur natal dan tahun baru (Nataru).

"Saya kira komitmen tadi adanya peristiwa, misalnya kebakaran kilang, mereka tetap berkomitmen dengan berbagai cara agar BBM dan LPG tetap disuplai. Adanya demonya itu yang juga tidak terlalu serius, tidak akan terlalu memengaruhi," ujarnya.

Fahmi melanjutkan, aksi tersebut dibayangi oleh kepentingan politik tertentu. Hal tersebut terlihat dari beberapa tuntutan yang dilayangkan oleh para serikat pekerja yang akan menggelar aksi tersebut. 

"Kalau melakukan aksi itu saya melihat lebih dari kepentingan politik tertentu, misalnya menurunkan Direktur Pertamina itu saya melihat itu sebagai akses dari pertentangan politik atau kepentingan itu lebih seperti itu dan bukan memperjuangkan buruh sesungguhnya," ungkapnya.

Fahmi menduga aksi tersebut menjadi celah yang akan dimanfaatkan oleh beberapa pihak. Untuk itu, ia berharap agar hal tersebut disadari oleh pimpinan serikat pekerja.

"Dalam level dirut itu kuat-kuatan siapa yang meng-endorse. Di situ kemudian jadi konflik dan konflik itu tadi memanfaatkan buruh. Itulah yang harusnya disadari oleh pimpinan serikat pekerja apakah ini benar-benar aksi untuk kepentingan buruh atau kepentingan orang lain. Ini yang harus jadi perhatian bagi mereka," ujarnya.

Selain itu, hal yang perlu menjadi perhatian adalah terkait kesejahterahan pegawai. Menurutnya, jika dibandingkan dengan perusahaan pelat merah lainya, pegawai Pertamina menjadi karyawan yang cukup sejahtera.

"Karena karyawan di Pertamina gaji dan kesejahterahaanya sudah cukup tinggi dibandingkan dengan gaji karyawan BUMN lainya sehingga seharusnya mereka berpikir saat akan melakukan aksi tersebut," ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: