Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kerja Sama Solid Kemenperin & Surveyor Indonesia Sosialisasikan Sertifikasi TKDN

Kerja Sama Solid Kemenperin & Surveyor Indonesia Sosialisasikan Sertifikasi TKDN Kredit Foto: Surveyor Indonesia
Warta Ekonomi, Jakarta -

Apa yang terbayang di benak Anda bila mendengar atau membaca kata "TKDN" (Tingkat Komponen Dalam Negeri)? Barang lokal dengan harga murah? Kualitas rendah? Bisa jadi hal itu yang ada dalam bayangan Anda.

Akan tetapi, tahukah Anda bila saat ini, berkat program Sertifikasi TKDN, banyak produk lokal yang naik kelas. Bahkan, produk dengan merek dari luar negeri sudah mulai meningkatkan komponen lokalnya. Artinya, produk dengan komponen lokal tinggi tidak kalah dengan produk impor. Oleh karena itu, produk impor mulai berkurang sehingga devisa negara pun bisa diirit.

Baca Juga: Kemenperin Klaim Penyerahan Sertifikasi TKDN Lampaui Target

Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Dody Widodo mengungkapkan keberhasilan program sertifikasi TKDN dari data yang ada di Kemenperin. "Saat ini sudah terdapat produk yang memiliki potensi menjadi barang wajib pada pengadaan karena memiliki nilai penjumlahan TKDN+BMP mencapai 40%," ujar Dody dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (29/12/2021).

Dari data Kemenperin hingga 28 Desember 2021 pukul 08.30 WIB, telah keluar Sertifikat TKDN sebanyak 11.443 dari 14.265 produk. Angka tersebut jelas telah melampaui target yang diberikan pemerintah, yaitu 9.000 sertifikat. Ini bisa terjadi salah satunya karena Kementerian Perindustrian bersama dengan PT Surveyor Indonesia dan PT Sucofindo konsisten dalam melakukan sosialisasi sertifikasi TKDN selama tahun ini. Hal ini membuat optimis Kementerian Perindustrian untuk mengejar capaian target nilai TKDN lintas industri secara nasional sebesar 40% pada 2024.

Kepala Pusat P3DN (Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri) Kemenperin Nila Kumalasari juga menambahkan, "Optimisme ini sepatutnya mendapat dukungan dari kalangan industri karena tak ada ruginya bila sebuah produk memiliki sertifikat TKDN."

Keuntungan bagi produsen, lanjut Nila, akan mendapatkan kesempatan bisnis di instansi pemerintahan dan BUMN. Data dari Perpres 72/2020, Nota Keuangan APBN 2021, Kementerian Keuangan bahwa Anggaran Belanja Barang dan Belanja Modal Pemerintah Pusat TA 2021 mencapai Rp609,3 triliun dan dapat dioptimalkan sebagai peluang pasar Produk Dalam Negeri.

Nila menambahkan bahwa salah-satu industri yang sudah menikmati keuntungan berkat sertifikat TKDN adalah industri farmasi. "PCR Test terbaik dengan komponen lokal yang tinggi berdasarkan verifikasi PT Surveyor Indonesia (PTSI) adalah produksi PT Bio Farma dan telah banyak digunakan selama pandemi ini," katanya.

Contoh lain di industri TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi), PT Zyrexindo memenuhi pengadaan barang dan jasa untuk Kemdikbud sebanyak 165 ribu laptop senilai Rp700 miliar karena telah tersertifikasi TKDN.

Ia juga mengungkapkan, Usaha Mikro dan Kecil/UMK (bersertifikat TKDN) yang mendukung proses produksi industri hulu migas, mendapatkan nilai kontrak hingga mencapai lebih dari Rp11 triliun. Pencapaian tersebut bisa menjadi acuan bagi industri lain untuk ikut program sertifikasi TKDN selanjutnya, terutama di 2022 yang menurut rencana akan ada lagi dana lewat PEN sehingga biaya proses sertifikasi bisa tetap gratis.

Sementara itu, Corporate Secretary PT Surveyor Indonesia (PTSI) Ngakan Made Oka Dhyana mengatakan, sejak Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 3 tahun 2014 tentang Perindustrian, Kementerian Perindustrian bersama dengan PT Surveyor Indonesia melakukan berbagai sosialisasi tentang P3DN.

"Kegiatan sosialisasi memang salah-satu kunci dari kampanye Sertifikasi TKDN ini," katanya.

Semenjak November lalu, PT Surveyor Indonesia (PTSI) mengadakan Talk Series (sejenis Talk Show) bekerja sama dengan Pusat P3DN yang berisi bincang-bincang dengan para pelaku industri yang telah memiliki Sertifikat TKDN. Di antaranya Zyrex, Acer (dari produk laptop), Biofarma dan Kimia Farma dari industri kesehatan.

"Bahkan, kami mengundang industri hulu migas untuk menceritakan keberhasilannya dalam menembus target capaian nilai TKDN sebagai pembelajaran bagi para pelaku industri lain," ujar Made saat wawancara dengan media beberapa waktu lalu.

"Kami berharap, seluruh masyarakat ikut berpartisipasi untuk meningkatkan serta mempertahankan utilisasi industri nasional agar para pelaku industri nasional dapat meningkatkan kapasitas produksi serta kualitas barang dan jasa yang dihasilkan sehingga nantinya mampu bersaing di pasar nasional maupun internasional," pungkas Made.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: