Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kolaborasi UMKM dan Jasa Pengiriman Barang dalam Pemulihan Ekonomi di Masa Pandemi

Kolaborasi UMKM dan Jasa Pengiriman Barang dalam Pemulihan Ekonomi di Masa Pandemi Kredit Foto: Mochamad Ali Topan
Warta Ekonomi, Surabaya -

Kehadiran pandemi Covid-19 sejak tahun 2020 lalu berdampak begitu besar pada semua sektor perekonmian Indonesia. Pemerintah pun terus melakukan upaya dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di seluruh wilayah. Salah satunya menerapkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Sebelum menerapkan PPKM, pemerintah telah melaksanakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di seluruh wilayah Indonesia.

Pandemi Covid-19 terus melanda di Indonesia, pelaku bisnis berskala besar maupun kecil terus berjuang dalam mempertahan bisnisnya dengan berbagai inovasi. Dalam kondisi saat ini, para pelaku bisnis mulai membuat inovasi berbasis digital. Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), misalkan, lambat laun mulai melakukan transformasi ke arah digital agar tetap hidup serta mampu bersaing di pasar global. Selain memperkuat inovasi sektor UMKM, dibutuhkan dukungan penuh dari pemerintah mulai dari segi pembiayaan, perizinan, pendampingan, serta perlindungan usaha melalui undang-undang /kebijakan. Selain pemerintah, pihak swasta pun perlu dilibatkan dalam memperkuat sektor UMKM Indonesia.

Baca Juga: Bizhare dan bank bjb syariah Teken Perjanjian Kerjasama Dukung Bisnis UMKM

JNE, salah satu perusahaan yang bergarak dalam bidang pengiriman dan logistik, sangat dibutuhkan memfasilitasi pelaku UMKM Indonesia terutama pengiriman barang produk UMKM di berbagai daerah. Sebagai jasa pengiriman, perusahaan JNE menjadi sarana utama bagi pelaku UMKM serta ikut andil dalam pertumbuhan perekonomian nasional #JNEMajuIndonesia.

Dalam program bertajuk JNE Ngajak Online 2021–Goll…Aborasi Bisnis Online 2021 Kota Surabaya yang diselenggarakan secara digital di Surabaya bulan lalu, perusahaan yang berdiri sejak tahun 1990 ini (#JNE31tahun) memiliki komitmen mendukung UMKM Indonesia dalam peningkatan produk dan inovasi agar tetap bisa bersaing di pasar global yang berbasis digital selama pandemi Covid-19 melanda.

Branch Manager JNE Surabaya, Ninil Indrasari, secara tegas mengatakan bahwa pihaknya siap berkolaborasi bersama UMKM yang juga sebagai customer ke arah yang lebih positif. "Di sini kami telah menerapkan 5 K: Kecepatan, Ketepatan, Keamanan, Kemudahan, dan Kenyaman. Selain menerapkan 5 K, kami akan memberikan yang terbaik bagi UMKM karena mereka adalah customer-customer kami," kata Ninil.

Menurut Ninil, memasuki era industri 4.0, sangat penting bagi pelaku UMKM Indonesia dalam berinovasi secara digital serta melakukan berkolaborasi dengan berbagai pihak. Hal ini dilakukan agar roda perekonomian terus berjalan ke arah yang tepat dan lebih baik.

"Selain berkolaborasi, kami memberi edukasi pada pelaku UMKM lewat workshop digital marketing atau talkshow pada teman-teman UMKM. Inilah komitmen kami pada pelaku UMKM untuk terus bangkit di masa pandemi yang tidak menentu ini," ungkap Ninil.

Pelaku UMKM asal Gresik, Eka Fuasaroh (30 tahun) menilai, kecepatan dalam pengiriman menjadi paling utama. Menggunakan jasa pengiriman dapat memberikan kemudahan bagi pelaku UMKM selama ini. Dia memaparkan, untuk memenuhi dan menjaga kepuasan pelanggannya, dirinya memiliki tiga standarisasi khusus dalam pelayanan. Pertama, pelayanan cepat, aman, dan cepat. Kedua, selalu memberi informasi akurat yang responsif menjawab semua pertanyaan dari pelanggan. Ketiga, memberi harga yang kompetitif serta kualitas produk dan packaging.

"Sangatlah jelas. Jasa pengiriman seperti JNE sangat dibutuhkan oleh saya karena ini bagian kebutuhan dalam menjalankan bisnis saya yang digeluti sejak 2018 lalu. Selama ini, saya sering menggunakan jasa JNE sebagai pengiriman barang karena JNE ini aman, cepat, dan nyaman dalam pengiriman barang," kata Eka sapaannya pada Warta Ekonomi.

Menanggapi perihal sektor UMKM, Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, secara tegas mengatakan, wilayah Jatim kini sudah banyak pelaku UMKM yang berani berinvestasi hingga triliun rupiah. "Berdasarkan informasi yang saya dapat, investasi dari pelaku UMKM di Jatim sudah mencapai angka Rp430 triliun. Ini angin segar bagi pertumbuhan ekonomi Jatim saat ini. Jadi jangan dianggap remeh pelaku UMKM ini," tegas Senator asal Jatim ini.

LaNyalla optmis, dengan banyaknya pelaku UMKM yang berinvestasi di Jatim tahun ini (2022) akan menyumbang sekitar 60 persen oleh UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. "Hal ini sangat dibutuhkan untuk mengurangi angka pengangguran serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jatim secara umum," pungkas  LaNyalla.

Sektor UMKM merupakan pilar terpenting dalam roda perekonomian Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, jumlah UMKM saat ini sudah mencapai 64,2 juta dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 61,07 persen atau senilai Rp8.573,89 triliun. Kontribusi UMKM terhadap perekonomian Indonesia meliputi kemampuan menyerap sebesar 97 persen dari total tenaga kerja yang ada serta dapat menghimpun sampai 60,4 persen dari total investasi. Namun, tingginya jumlah UMKM di Indonesia juga tidak terlepas dari tantangan yang ada saat ini.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Mochamad Ali Topan
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: