Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Drone Bersenjata Canggih Ditembak Jatuh di Bandara Baghdad, Koalisi Pimpinan Amerika Bilang Bahaya

Drone Bersenjata Canggih Ditembak Jatuh di Bandara Baghdad, Koalisi Pimpinan Amerika Bilang Bahaya Kredit Foto: Sindonews
Warta Ekonomi, Baghdad -

Dua pesawat nirawak (drone) bersenjata ditembak jatuh di bandara Baghdad, Irak pada Senin (3/1/2022), kata seorang pejabat koalisi pimpinan Amerika Serikat. Tidak ada laporan kerusakan atau cedera dari insiden itu, yang juga dikonfirmasi oleh seorang pejabat keamanan Irak.

Pejabat koalisi internasional pimpinan AS yang memerangi kelompok Negara Islam di Irak mengatakan kepada The Associated Press bahwa sistem pertahanan C-RAM di Pusat Dukungan Diplomatik Baghdad menggunakan dua sayap tetap yang disebut "drone bunuh diri." Sistem C-RAM melindungi instalasi Amerika di Irak.

Baca Juga: Bikin Israel Gentar, Penelitian Kuak Kekuatan Mengerikan Drone Hizbullah

"Ini adalah serangan berbahaya di bandara sipil," kata pejabat koalisi, Senin (3/1/2022).

Itu adalah sebuah serangan yang bertepatan dengan peringatan pembunuhan seorang jenderal top Iran oleh AS pada tahun 2020.

Tidak ada kelompok yang segera mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, meskipun salah satu sayap drone itu bertuliskan "balas dendam Soleimani", sementara yang lain bertuliskan, "operasi balas dendam untuk para pemimpin kami," menurut para pejabat. Keduanya berbicara dengan syarat anonim sesuai dengan peraturan.

Serangan pesawat tak berawak AS tahun 2020 di bandara Baghdad menewaskan Jenderal Qassim Soleimani, yang merupakan kepala Pasukan Quds elit Iran, dan Abu Mahdi al-Muhandis, wakil komandan milisi yang didukung Iran di Irak yang dikenal sebagai Pasukan Mobilisasi Populer.

Faksi-faksi Syiah pro-Iran di Irak telah bersumpah akan membalas dendam atas pembunuhan itu dan telah mengkondisikan diakhirinya serangan-serangan terhadap kehadiran AS di Irak dengan keluarnya seluruh pasukan Amerika dari negara itu.

Koalisi pimpinan AS secara resmi mengakhiri misi tempurnya yang mendukung pasukan Irak dalam perang yang sedang berlangsung melawan kelompok Negara Islam (ISIS) bulan lalu. Sekitar 2.500 tentara akan tetap ada saat koalisi beralih ke misi penasehat untuk terus mendukung pasukan Irak.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: