Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Amerika, Rusia, China, Inggris, dan Prancis Sepakat Hindari Perang Nuklir Ternyata karena...

Amerika, Rusia, China, Inggris, dan Prancis Sepakat Hindari Perang Nuklir Ternyata karena... Kredit Foto: Creative Commons
Warta Ekonomi, Washington -

Lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB yakni Amerika Serikat, Rusia, China, Inggris, dan Prancis sepakat mengenai tanggung jawab mereka untuk menghindari terjadinya perang nuklir. Kelima negara tersebut satu suara perihal pentingnya menciptakan suasana keamanan dan stabilitas.

“Kami menyatakan tidak akan ada pemenang dalam perang nuklir. Hal itu tak boleh dimulai,” kata Kremlin dalam sebuah pernyataan mewakili kelima negara kekuatan nuklir dunia tersebut, Senin (3/1/2022).

Baca Juga: Raja Salman Kian Khawatir Lihat Tingkah Iran dengan Nuklir dan Rudal Balistiknya

Mereka sepakat penggunaan senjata nuklir memiliki konsekuensi yang luas.

“Kami juga mengonfirmasi bahwa senjata nuklir, selama mereka ada, harus melayani tujuan defensif, pencegahan terhadap agresi serta pencegahan perang,” kata Kremlin.

Selain Kremlin, Prancis juga merilis pernyataan serupa. Ia menyatakan kelima negara menegaskan tekad terhadap kontrol senjata nuklir dan perlucutan senjata. Pendekatan bilateral dan multilateral bakal dilakukan dalam rangka pengendalian senjata nuklir.

Pernyataan tersebut muncul saat Rusia tengah terlibat ketegangan dengan AS dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) perihal situasi di Ukraina.

Baik Washington maupun NATO sudah menyatakan dukungan terhadap Ukraina jika negara tersebut harus menghadapi agresi Rusia. Presiden AS Joe Biden sudah sesumbar akan mengambil tindakan tegas jika Moskow melancarkan serangan ke Kiev.

Hubungan Ukraina dengan Rusia telah memanas sejak Februari 2014, yakni ketika massa antipemerintah berhasil melengserkan mantan presiden Ukraina yang pro-Rusia, Viktor Yanukovych.

Dia dimakzulkan setelah gelombang demonstrasi berlangsung tanpa henti selama tiga bulan. Massa memprotes keputusan Yanukovych membatalkan kerja sama dengan Uni Eropa.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: