Dicopotnya Direktur Energi Primer PT PLN (Persero) dari jabatanya pada saat perseroan mengalami krisis batu bara dan liquefied natural gas (LNG) menjadi peringatan bagi direksi PLN.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan tidak akan segan kembali mencopot jajaran Direksi PT PLN (Persero) bila defisit pasokan batu bara pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) terulang lagi.
Baca Juga: Kementrian BUMN Berencana Bentuk Subholding PT PLN
Pasalnya, sudah seharusnya PLN memiliki roadmap atau peta jalan besar perihal sumber daya energi primer berdasarkan kebutuhan.
"Jadi langkah-langkah itu harus dilakukan oleh PLN. Dan ada perombakan lain yang juga harus kita lakukan," ujar Erick kepada wartawan, Jumat (7/1/2022).
Roadmap tersebut harus dengan jelas terbentuk termasuk mengantisipasi perubahan iklim yang dipandang berdampak pada pasokan batu bara.
"Kita harus punya roadmap besar dengan kebutuhan kita, termasuk antisipasi cuaca dan lain-lain. Kita sudah ingatkan, kalau terjadi lagi harus ada perbaikan (pencopotan)," ujarnya.
Kondisi langkanya batu bara yang membuat PLN kekurangan suplai energi untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) menjadi pertanyaan ditengah posisi Indonesia yang merupakan produsen batu bara terbesar ketiga di dunia.
Meski begitu ia mengakui ada kesalahan manajerial, seperti perihal harga batu bara wajib pasok atau Domestic Market Obligation (DMO).
Memang, terjadi disparitas harga DMO untuk PLN dan harga ekspor batu bara ke luar negeri. Artinya, produsen batu bara memilih mengekspor energi primer itu karena nilainya jauh lebih tinggi dibandingkan harus di supply ke PLN.
"Indonesia ini negara yang memproduksi batu bara, kalau terjadi krisis kan aneh, ada yang salah. Hongkong dan beberapa negara saja yang tidak banyak batu bara saja mereka tidak krisis. Artinya apa? Ada yang harus diperbaiki, salah satunya waktu itu rapat jelas bahwa PLN harus membuat kontrak jangka panjang, toh sudah ada harga DMO-nya. Dan harga DMO itu kalau bisa nanti harganya di bawah harga DMO, kan tinggal direvisi setiap tahun," ungkap dia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: