Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Inilah Rekor-rekor yang Dipecahkan Matahari Buatan China Senilai Triliunan Dolar

Inilah Rekor-rekor yang Dipecahkan Matahari Buatan China Senilai Triliunan Dolar Kredit Foto: Unsplash/NASA
Warta Ekonomi, Washington -

Dalam rekor dunia baru, proyek matahari buatan China telah mempertahankan reaksi fusi nuklir selama lebih dari 17 menit, lapor Anthony Cuthbertson untuk Independent.

Dalam percobaan terbaru, plasma super panas mencapai 126 juta derajat Fahrenheit. Itu kira-kira lima kali lebih panas daripada matahari, yang memancarkan 10.000 derajat Fahrenheit terik di permukaan dan sekitar 27 juta derajat Fahrenheit di intinya.

Baca Juga: Dibikin Fantastis, Matahari Buatan China Suhunya 5 Kali Lebih Panas dari Matahari

Batu bara dan gas alam adalah sumber energi utama yang saat ini digunakan di seluruh dunia, tetapi bahan-bahan ini tersedia dalam jumlah terbatas.

Fusi nuklir bisa menjadi sumber energi terbersih yang tersedia karena mereplikasi fisika matahari dengan menggabungkan inti atom untuk menghasilkan sejumlah besar energi menjadi listrik.

Prosesnya tidak memerlukan bahan bakar fosil, tidak meninggalkan limbah radioaktif, dan merupakan alternatif yang lebih aman untuk tenaga nuklir fisi, menurut Independent.

gettyimages-1169028176.jpg

"Operasi baru-baru ini meletakkan dasar ilmiah dan eksperimental yang kuat untuk menjalankan reaktor fusi," kata Gong Xianzu, seorang peneliti di Institut Fisika Plasma dari Akademi Ilmu Pengetahuan China, dalam sebuah pernyataan.

Eksperimental Advanced Superconducting Tokamak (EAST) China dirancang untuk berpotensi digunakan sebagai pasokan energi bersih yang hampir tak terbatas di Bumi, lapor Kantor Berita Xinhua. Reaktor EAST berbentuk donat disebut sebagai matahari buatan karena mensimulasikan proses fusi di dalam bintang, lapor Robert Lea, Newsweek.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: