Bagi pihak antisawit, kebun sawit seringkali dituduh sebagai penyebab utama deforestasi di dunia. Padahal, dari berbagai aspek dan riset, kebun sawit merupakan bentuk lain dari reforestasi.
Melansir laporan PASPI, setidaknya terdapat tiga hal yang dapat menjadi alasan mengapa kebun sawit sesungguhya merupakan bentuk reforestasi.
Baca Juga: Tahun 2022, Begini Proyeksi Supply dan Demand Minyak Sawit
1. Perubahan definisi hutan secara internasional
FAO mendefinisikan hutan sebagai "lahan dengan luas minimal 0,5 hektar ditumbuhi tumbuhan yang setelah dewasa memiliki tinggi 5 m dan dengan naungan lebih dari 10 persen". Mengacu pada definisi hutan dari FAO tersebut maka kebun sawit dan karet termasuk bagian dari hutan. Artinya, sebidang lahan jika ditanami pohon sawit atau karet merupakan bentuk membangun hutan kembali (reforestasi).
2. Definisi perubahan stok karbon lahan
Disebut deforestasi jika sebidang lahan yang memiliki stok karbon yang lebih tinggi (misalnya hutan produksi yang masih utuh) dikonversikan menjadi tanaman lain atau sektor lain yang stok karbonnya lebih rendah, dan sebaliknya. Lahan pertanian atau lahan terlantar, semak belukar jika dirubah menjadi tanaman hutan, kebun sawit maupun kebun karet merupakan reforestasi.
Berdasarkan data citra satelit dalam laporan PASPI ditemukan bahwa sekitar 71 persen kebun sawit di Indonesia berasal dari lahan pertanian, lahan terlantar, dan semak belukar. Sisanya, 29 persen berasal dari hutan produksi yang telah rusak.
“Sehingga secara keseluruhan kebun sawit Indonesia adalah reforestasi,” catat laporan PASPI.
3. Fungsi Paru-paru Dunia
Tanaman, baik tanaman hutan maupun tanaman budidaya seperti sawit, karet, dan lain-lain dianugerahi kemampuan fotosintesis yang menyerap karbondioksida (CO2) dari udara dan merubahnya menjadi oksigen (O2).
“Untuk fungsi paru-paru tersebut sawit juga sama-sama efektif seperti tanaman hutan,” catat laporan PASPI.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: