Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Holding BUMN Pangan, Dirut RNI: Kami Gantikan Tengkulak

Holding BUMN Pangan, Dirut RNI: Kami Gantikan Tengkulak Kredit Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero), Arief Prasetyo Adi, memastikan pembentukan Holding BUMN Pangan akan menyejahterahkan petani. Kepastian tersebut dilaksanakan dengan menjadikan Holding BUM Pangan sebagai standby buyer atau siap untuk membeli produk pertanian.

"Dari soil test ini tidak boleh putus dan pembiayaan dibantu BRI dan kami standby buyer. Kami mengganti tengkulak dan menjadi pembeli yang baik. Kami beli dengan harga baik," ujar Arief dalam Peresmian Holding BUMN Pangan, Rabu (12/1/2022).

Baca Juga: Dirut RNI Pastikan Stabilisasi Stok dan Harga Pangan Nasional Terjaga

Arief mencontohkan, jika harga di pasar senilai Rp5 ribu per kilogram, akan dibeli dengan harga Rp4.500. Dengan strategi tersebut, ia memastikan nilai tukar petani (NTP) akan jauh lebih baik daripada sebelumnya.

"Misal di pasar Rp5.000 per kg, kami dengan produktivitas tinggi dan harga lebih baik misal Rp4.500 sampai Rp5.000 sehingga NTP petani akan baik dan di atas 106," ujarnya.

Arief juga memastikan, stabilisasi pasokan dan harga pangan dapat dilakukan dengan membangun ekosistem pangan mulai dari hulu atau produksi hingga ke hilir dalam bentuk barang jadi. "Jadi mulai dari produksi, salah satunya yang disampaikan Pak Menteri BUMN, program makmur diciptakan untuk kesejahteraan petani," ujarnya.

Arief menjelaskan, Holding BUMN Pangan melibatkan beberapa BUMN seperti Pupuk Indonesia untuk calon petani hingga kesiapan lahan, dan juga Bank BRI terkait pendanaan melalui KUR.

"Lalu untuk produksi seandainya gagal panen ada Jasindo, seandainya gagal bayar ada Askrindo. ID Food ada di ujung sebagai off taker, stand by buyer kita bekerja sama dengan privat dengan siapapun untuk sampai ke end customer," uja Arief.

Menurutnya, selain untuk kesejahterahaan petani, ekosistem tersebut juga akan memantau terkait ketersediaan hingga kualitas produk yang dihasilkan.

"ID Food dikondisikan sebagai komersil, membangun ekosistem, dengan ekositem yang ada pastinya pasokan availability-nya, kualitasnya, affordability sampai dengan sustain itu kita jaga. Jadi yang dibangun sistemnya," ungkapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: