Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perang Berkecamuk, Lingkaran Setan Serangan Berdarah dari Uni Emirat Arab hingga Yaman

Perang Berkecamuk, Lingkaran Setan Serangan Berdarah dari Uni Emirat Arab hingga Yaman Pasukan Houthi Yaman. | Kredit Foto: AFP
Warta Ekonomi, Riyadh -

Perang Yaman sebenarnya menjadi konflik berkelanjutan yang pertama kali terjadi pada tahun 2015.

Penyerangan yang disebut sebagai perang saudara ini menyeret dua faksi yaitu Abd-Rabbuh Mansur Hadi yang memimpin pemerintah Yaman dengan gerakan bersenjata Houthi, bersamaan dengan para pendukung dan sekutu mereka. Keduanya menyatakan sebagai pemerintahan resmi Yaman. 

Baca Juga: Hantaman Drone Houthi ke UEA Bangunkan Harimau Tidur, Koalisi Pimpinan Arab Saudi Lakukan...

Saat ini pasukan Hutsi sudah mengendalikan ibu kota Sana’a, bersekutu dengan pasukan yang setia terhadap mantan presiden Ali Abdullah Saleh dan sudah melakukan baku tembak dengan pasukan yang setia terhadap Hadi yang bermarkas di Aden.

Diketahui bahwa negara yang mendukung pemerintah Yaman adalah Arab Saudi dan UEA, sementara Houthi adalah Iran. 

Serangan Berdarah ke UEA

Laporan Aljazeera menyatakan setidaknya tiga orang tewas dan enam orang lainnya luka-luka pada saat tiga truk tangki bahan bakar minyak terbakar di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA). Ledakan tersebut dipicu karena serangan pesawat tak berawak yang diklaim adalah ulah pemberontak Hutsi Yaman pada Senin, 17 Januari 2021 kemarin.

Diketahui bahwa UEA sudah menjadi anggota koalisi pimpinan Saudi yang memerangi Houthi atau Hutsi. UEA sendiri telah resmi mendukung pemerintah Yaman sejak bulan Maret 2015. 

Sementara Saudi Arabia sudah menanggung beban serangan rudal dan pesawat tidak berawak atau drone yang dikirim dari Yaman. Serangan terakhir yang dikirimkan oleh Hutsi ke UEA terjadi pada tahun 2018 silam.

Letak UEA sebenarnya jauh dari Yaman dan kedua negara ini tidak berbagi perbatasan, tak seperti perbatasan panjang antara Arab Saudi dengan Yaman.  Memang disinyalir sudah lama ada strategi aktif oleh Hutsi untuk tidak menargetkan UEA. Selama beberapa tahun belakangan, UEA juga sudah menghentikan keterlibatan militer langsungnya di Yaman. 

Pasukan militer yang didukung oleh UEA seperti separatis Dewan Transisi Selatan (STC), dan pasukan gabungan yang dipimpin oleh keponakan mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh sebagian besar sudah menghindari serangan kepada Hutsi.

Malah STC langsung bentrok dengan pemerintah Yaman dan mengambil alih ibu kota sementara Yaman, Aden pada tahun 2019.  Pengenalan Brigade Raksasa dan kecerdasan militer UEA juga mengubah pertempuran di Marib dan Shabwah.

Hal ini yang diduga merupakan alasan mengapa Hutsi sekarang menaikkan eskalasi serangan kepada UEA. Serangan ini ditambah dengan penyitaan Hutsi atas kapal bendera UEA di Laut Merah pada 2 Januari 2022.

Hal itu dilakukan sebagai banetuk ancaman untuk UEA dan supaya UEA menghentikan sekutu mereka untuk maju lebih jauh. 

Serangan Balik UEA terhadap Hutsi

Media massa menyatakan bahwa koalisi yang dipimpin oleh Saudi sudah melakukan serangan ke ibu kota Yaman, Sana’a yang saat ini sudah dikuasai oleh Hutsi. Serangan tersebut menewaskan lebih dari 12 orang sebagaimana diberitakan pada Selasa, 18 Januari 2022.

Menurut penduduk setempat, serangan ini dilakukan hanya sehari setelah kelompok pemberontak melancarkan serangan mematikan ke Uni Emirat Arab (UEA) itu.

Seperti yang diketahui bahwa Arab Saudi dan UEA sudah melaksanakan intervensi pada perang Yaman tahun 2015 silam dengan tujuan memulihkan pemerintahan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi, yang sudah melarikan diri usai pemberontak Hutsi berhasil mengambil alih ibu kota dan beberapa wilayah Yaman Utara akhir tahun 2014 silam.

Sebenarnya UEA sebagian besar sudah mengurangi intensitas militernya di negara tersebut sejak tahun tahun 2019. Akan tetapi, tetap memegang kekuasaan lewat pasukan pemerintah Yaman yang dilatih dan dipersenjatai oleh UEA.

Lebih lanjut pada Selasa pagi, sudah memulai serangan udara kepada benteng dan kamp di Sana'a milik kelompok Hutsi yang bersekutu dengan Iran, menurut media pemerintah Saudi. Sementara TV Al Masirah yang dikelola oleh Houthi melaporkan bahwa serangan tersebut sudah merusak rumah, menewaskan sekitar 12 orang dan 12 orang lainnya mengalami luka-luka. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: