Masa Lalu Rizieq Dagang Minyak Wangi Diungkit-ungkit, Murid Tertuanya Ngomong, Suaranya Menggelegar!
Masa lalu eks Imam Besar Front Pembela Islam Rizieq Shihab kembali diungkit-ungkit sejumlah pengguna media sosial. Topik Rizieq pernah berjualan minyak wangi itu lantas menjadi buah bibir warganet beberapa hari belakangan ini.
Terkait hal ini murid tertua Rizieq Shihab yang saat ini menjabat Sekjen Persaudaraan Alumni 212 Novel Bamukmin angkat bicara. Dia mengakui sang guruh memang menjajal bisnis minyak wangi di masa lampau. Hanya saja bisnis itu dianggap kerja sampingan sebelum Rizieq Shihab berangkat melanjutkan pendidikan.
Sepulang kuliah Rizieq Shihab tak lagi terjun ke bisnis tersebut. Karena punya latar belakang pendidikan yang mumpuni, Rizieq sempat menjalankan profesinya sebagai seorang guru. Karirnya di dunia pendidikan terbilang moncer, dia bahkan diangkat menjadi kepala sekolah sebelum memutuskan hengkang dan fokus mengurus Front Pembela Islam (FPI).
Baca Juga: Terbukti dengan Nyata! Penyembah Habib Rizieq Dimakan Sumpah Ahok
"Saya salah satu murid tertua beliau sangat paham karena IB HRS (Imam Besar Rizieq Shihab ketika itu setelah pulang dari tamat kuliah yang juga sekaligus mendapatkan beasiswa kuliah ketika itu dan lulus sebagai yang terbaik dan setelah kembali ke Indonesia beliau langsung menjadi seorang guru sampai menjadi kepala sekolah walau FPI telah berdiri," kata Novel ketika berbincang dengan Populis.id Rabu (19/1/2022).
Menurut Novel, masa lalu Rizieq Shihab yang menjual minyak wangi justru membawa banyak hal -hal baik bagi banyak anggota FPI di masa depan.
Kendati saat pulang kuliah Rizieq memilih mendedikasikan diri menjadi pengajar, tetapi ilmu dagangnya nyatanya banyak ditiru anak-anak muda yang saat itu menjadi anggota FPI. Banyaknya anak muda yang terjun ke dunia bisnis minyak wangi tersebut menjadi cikal bakal penyokong dana operasional untuk FPI.
Berkat pemuda-pemuda telaten berdagang minyak wangi itu, Novel bilang FPI kemudian menjelma menjadi salah satu organisasi kemasyarakatan yang berdiri di atas kaki sendiri. Mereka bahkan tak meminta sokongan dana dari pemerintah.
"Beliau berdagang adalah mendidik para anggota FPI divisi ekonomi untuk bisa memberdayakan ekonomi keumatan yang mana hasilnya untuk membantu menjalankan roda organisasi agar bisa mandiri dan sampai saat ini FPI berdiri tanpa pernah mau menerima sokongan dana dari pemerintah," tuturnya.
Tidak hanya itu, Novel mengatakan, kemahiran berdagang para anggota FPI itu, organisasi yang sudah dibubarkan pemerintah itu bahkan bisa menyalurkan bantuan dana untuk kegiatan-kegiatan kemanusian.
"Bahkan setahun lebih aksi kemanusiaan dalam penanganan bencana tsunami di Aceh yang ketika itu saya pun berangkat bareng dengan IB HRS ke Aceh dengan menuai hasil dan prestasi luar biasa sampai dapat penghargaan dari WHO dan bakti Husada sebagai pengevakuasian jenazah terbanyak," tuntasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: