Alhamdulillah, Indonesia di Mata Liga Muslim Dunia Dianggap Paling Harmonis
Duta Besar RI untuk Arab Saudi, Abul Aziz Ahmad melakukan pertemuan dengan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Muslim World League (MWL atau Rabithah 'Alam Islamiy), Dr. Muhammad Al-Issa di Riyadh, Arab Saudi (13/01/2022).
Pertemuan tersebut diselenggarakan untuk membahas upaya peningkatan hubungan kerja sama Indonesia dengan MWL, terutama dalam menangani ideologi radikal, penguatan dan penyebaran konsep 'Wasathiyah Islam' (Moderasi Islam).
Baca Juga: Guru Besar Hukum Nilai Mahfud Gagal Berantas Radikalisme
Sekjen MWL memuji Indonesia sebagai nega ra teladan yang perlu ditiru oleh setiap negara di dunia, karena mampu menjaga keharmonisan di tengah keanekaragaman etnik, budaya dan agama.
“Sangat sulit menemukan negara lain yang semampu Indonesia dalam mengelola perbedaan yang dimilikinya," kata Sekjen MWL, dikutip laman Kemlu.go.id.
Dubes RI menyampaikan terima kasih atas pandangan positif Sekjen MWL terhadap Indonesia seraya mengharapkan agar MWL dapat terus bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia dalam menyebarkan pemahaman Wasathiyah Islam di Indonesia melalui berbagai program kerja sama.
“Penguatan dialog menjadi sangat penting dalam memelihara kehidupan beragama yang harmonis, baik antar sesama muslim maupun antara muslim dan non-muslim di Indonesia," kata Dubes RI menjelaskan.
Salah satu misi utama MWL adalah menyebarkan pemahaman 'Wasatiyah Islam' kepada dunia serta melawan ideologi radikal dan Islamofobia dengan bijaksana (hikmah), sesuai tuntunan Islam.
Menurut Dr. Al-Issa, perumusan konsep 'Wasatiyah Islam' telah tertuang dalam Piagam Mekah yang ditandatangani oleh banyak ulama dari berbagai negara di dunia dan berbagai mazhab Islam.
Dengan adanya Piagam tersebut, umat dengan sangat mudah dapat membedakan kelompok dengan konsep 'Wasathiyah Islam' yang benar dan kelompok dengan konsep baru atau yang mencampuradukkan konsep Islam dengan agama lain.
Sementara dalam menghadapi Islamofobia, perlu dikedepankan metode dialog dengan membangun hubungan baik antar umat beragama. Islamofobia yang berkembang di Eropa selain disebabkan oleh ketidaktahuan tentang Islam, juga dipengaruhi oleh ulah umat Islam sendiri yang tidak menunjukkan perilaku Islam yang benar.
Namun demikian, dengan dibukanya kantor khusus MWL di Eropa, banyak perubahan positif dari pribadi-pribadi yang tadinya memusuhi Islam, menjadi sahabat dan mencintai Islam. Melalui kantor khusus tersebut, MWL membuka pintu bagi mereka untuk berkomunikasi dan dialog tentang Islam.
Dubes RI dan Sekjen MWL sepakat bahwa siapapun harus menghomati aturan dan budaya yang mengikat di suatu tempat. Dalam hal umat muslim menjadi kelompok minoritas di suatu negara, aturan dan budaya yang berlaku di negara tersebut harus dihormati.
Begitu juga ketika umat muslim menjadi kelompok mayoritas, harus mengedepankan toleransi dengan penganut agama lain.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: