Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dorong Terbentuknya Ekosistem Kopi, Ini Alasan Erick Thohir

Dorong Terbentuknya Ekosistem Kopi, Ini Alasan Erick Thohir Kredit Foto: Antara/Aji Styawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengajak seluruh pihak untuk bekerjasama guna membangun ekosistem untuk Kopi.

Erick mengatakan, dorongan untuk membentuk ekosistem kopi didasari oleh 96 persen dari produksi kopi nasional berkaitan erat dengan petani berbeda dengan kelapa sawit yang sudah di dominasi swasta sebesar 60 persen.

"Saya juga mohon, makanya kita bekerjasama dengan berbagai pihak, karena kami BUMN tidak bisa kalau tidak didukung oleh pemerintah daerah. Kita juga bekerjasama dengan Kementerian Perdagangan dan juga didukung Duta Besar Indonesia untuk Mesir, didukung juga oleh asosiasi kopi dan juga para pihak swasta yang mau menjadi bagian dari ekosistem ini," ujar Erick dalam pelepasan ekspor kopi perdana PT PPI secara virtual, Minggu (30/1/2022). Baca Juga: Erick : BUMN Saat Ini Jadi Kapal Induk Untuk Semua

Erick mengatakan, untuk membangun sebuah ekosistem tidak akan mungkin dapat terlaksana jika masih mengutamakan egosektoral.

Menurutnya, ekositem tersebut akan terbentuk dan jalan jika ditempatkan di tengah semua kepentingannya.

"Dalam membangun ekosistem itu tidak mungkin terjadi kalau masing-masing pihak ego karena ekosistem itu bisa terjadi kalau mau ditaro ditengah," ujar Erick.

Erick melanjutkan, semua kepentingan tersebut menurutnya harus berdasarkan kepada sila ke 5 Pancasila yang bermakna kesejahterahaan untuk semua.

Pasalnya tidak akan mungkin Indonesia ekonominya akan terus tumbuh jika pelaku penggerak ekonomi nasional tidak rukun.

"Semua kepentinganya toh berdasarkan sila ke 5 pancasila adalah kesejahterahaan untuk semua tidak mungkin negara kita ekonominya terus tumbuh kalau tidak rukun," ujarnya.

Selain itu, Erick mengatakan ekosistem ini juga ditujukan untuk menciptakan keseimbangan ekonomi nasional.

Menurutnya tidak akan mungkin keseimbangan itu terbentuk kalau ada kesenjangan sosial diantara "si kaya dan si miskin".

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Fajar Sulaiman

Bagikan Artikel: