Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Omicron Menghantam, Begini Tren Pendidikan di Asia Tenggara Pada Tahun 2022

Omicron Menghantam, Begini Tren Pendidikan di Asia Tenggara Pada Tahun 2022 Ilustrasi belajar | Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Institusi pendidikan di Asia Tenggara harus beralih ke pengaturan kelas virtual dan memanfaatkan alat pembelajaran jarak jauh untuk mengakomodasi peserta didik dan memastikan bahwa pendidikan disampaikan di mana-mana, terlepas dari krisis kesehatan.

Mereka telah menggunakan teknologi untuk menavigasi perubahan mendadak dan menerapkan strategi untuk meminimalkan kehilangan pembelajaran di tengah penutupan sekolah yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Menurut Jack Brazel, Head of Business Partnerships Turnitin untuk Asia Tenggara, dengan pemerintah meluncurkan rencana pemulihan dan meningkatkan kecepatan vaksinasi, ekonomi di seluruh dunia mulai dibuka kembali.

Namun, sistem pendidikan di wilayah tersebut akan mendekati pembelajaran tatap muka dengan lebih hati-hati ketika varian baru ditemukan.

“Institusi Pendidikan akan terus mengeksplorasi model pembelajaran online dan menggabungkan teknologi baru untuk membantu pendidik dan peserta didik dalam menjaga kontinuitas dan membangun kapasitas, untuk membantu mereka berkembang dalam lingkungan yang selalu berubah,” ungkapnya.

Baca Juga: Peran Vital Metode Pembelajaran STEAM dalam Hadapi Industri 4.0

Ia mengungkapkan tren yang akan membentuk sistem pendidikan kawasan pada tahun 2022 antara lain adalah pengaturan pembelajaran jarak jauh (pivot to hybrid learning).

Pandemi telah mengubah sistem pendidikan dan lembaga pengajaran menjadi lebih fleksibel dengan mempertimbangkan berbagai model pengajaran, asalkan tujuan pembelajaran tetap terpenuhi. Pada tahun 2022, lembaga pendidikan akan menawarkan opsi kepada siswa untuk berada di kampus atau memilih beberapa tingkat pembelajaran hibrida.

“Strategi pivot to hybrid ini tidak hanya akan menarik dan mempertahankan siswa tetapi juga membuka jalan bagi munculnya kursus kredensial mikro, yang akan mendorong pekerja untuk mengejar keterampilan ulang dan peningkatan keterampilan.”

Baca Juga: Covid Naik di Sekolah, Pembelajaran Tatap Muka 100% Harus Dievaluasi

Tren berikutnya adalah ketergantungan pada teknologi sejalan dengan adopsi pembelajaran hybrid. Selama masa pandemi, katanya, teknologi telah berperan sebagai pendorong dan memainkan peran penting dalam keterlibatan siswa dan efisiensi pembelajaran.

Untuk meningkatkan kapasitas dan mengatasi tantangan pembelajaran hibrida, sangat penting bagi lembaga pendidikan untuk berinvestasi dalam teknologi.

Aksesibilitas sumber daya akan menjadi fokus utama dan sekolah akan menggunakan alat baru untuk meningkatkan komunikasi dan kolaborasi. Ini akan memicu inisiatif untuk meningkatkan infrastruktur TI di bidang sistem manajemen pembelajaran (LMS), konektivitas internet, dan sumber belajar.

Selain itu, sekolah akan berupaya merevitalisasi strategi desain pembelajaran mereka untuk memastikan bahwa kursus online dan pedagogi digital mereka sesuai dengan tujuan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: