Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Keren, Implementasi BI-FAST Mampu Redam Kenaikan Inflasi Inti

Keren, Implementasi BI-FAST Mampu Redam Kenaikan Inflasi Inti Layar memampilkan logo Bank Indonesia (BI) di Jakarta, Kamis (17/6/2021). Bank Indonesia memutuskan mempertahankan suku bunga acuan BI (BI 7-Day Reverse Repo Rate/BI7DRR) di level 3,5 persen. | Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Januari 2022 mengalami inflasi 0,56% (mtm), sedikit menurun dari inflasi bulan sebelumnya yang tercatat 0,57% (mtm). Secara tahunan, inflasi IHK Januari 2022 tercatat 2,18% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,87% (yoy).

Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menyampaikan, perkembangan ini dipengaruhi oleh penurunan inflasi kelompok volatile food dan administered prices, di tengah kenaikan inflasi inti.

"Ke depan, BI tetap konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, guna menjaga inflasi sesuai kisaran targetnya 3,0±1% pada 2022," ujarnya di Jakarta, kemarin. Baca Juga: Harga Ayam dan Elpiji Jadi Penyumbang Inflasi Awal 2022

Adapun inflasi inti pada Januari 2022 tercatat 0,42% (mtm), meningkat dari inflasi pada Desember 2021 sebesar 0,16% (mtm). Secara tahunan, inflasi inti Januari 2022 tercatat sebesar 1,84% (yoy), meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,56% (yoy).

Menurut Erwin, bila dilihat berdasarkan komoditasnya, kenaikan inflasi inti terutama dipengaruhi oleh inflasi komoditas mobil serta kontrak dan sewa rumah seiring pola musiman awal tahun dan peningkatan mobilitas masyarakat.

"Kenaikan inflasi inti lebih lanjut tertahan oleh deflasi biaya administrasi transfer uang seiring dengan implementasi BI-FAST. Inflasi inti tetap rendah di tengah permintaan domestik yang mulai meningkat, stabilitas nilai tukar yang terjaga, dan konsistensi kebijakan BI dalam mengarahkan ekspektasi inflasi," jelasnya.

Sementara itu, kelompok volatile food mengalami inflasi 1,30% (mtm) pada Januari 2022, melambat dari inflasi bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 2,32% (mtm). Perlambatan tersebut didorong oleh deflasi komoditas cabai merah seiring masuknya periode panen di beberapa sentra produksi.

Perlambatan inflasi kelompok volatile food yang lebih dalam tertahan oleh inflasi komoditas daging dan telur ayam ras. Secara tahunan, inflasi kelompok volatile food tercatat 3,35% (yoy), meningkat dari bulan sebelumnya sebesar 3,20% (yoy).

Sedangkan, kelompok administered prices pada Januari 2022 mencatat inflasi 0,38% (mtm), melambat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,45% (mtm). Secara tahunan, kelompok administered prices mengalami inflasi 2,37% (yoy), lebih tinggi dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,79% (yoy).

"Perkembangan tersebut terutama dipengaruhi oleh deflasi angkutan udara seiring normalisasi harga pascalibur Natal dan Tahun Baru. Perlambatan inflasi kelompok administered prices lebih lanjut tertahan oleh inflasi bahan bakar rumah tangga akibat penyesuaian harga LPG nonsubsidi, serta aneka rokok seiring dampak kenaikan cukai tembakau," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman

Bagikan Artikel: