"Kalau dilihat dari angka-angkanya, kan, tarulah 28.000 (kasus positif harian) kalau yang sekarang. Itu yang 27.000 dari transmisi lokal. Yang dari luar (negeri) cuma 1.000. Harusnya, kan, bisa diantisipasi dari awal," jelasnya.
Airlangga, yang memegang komando tertinggi dalam penanganan Covid-19, pun dianggap terlalu mengentengkan pandemi. Hal tersebut terlihat dari langkahnya menganulir penerapan PPKM level 3 menjelang libur Natal dan tahun baru (Nataru) 2022.
"Pak Airlangga terlalu tekanan pada ekonomi oleh para pengusaha. Jadi, seperti ditekan oleh mereka-mereka ini sehingga terjadi pelonggaran," beber pengajar di Universitas Trisakti ini.
"Jadi, pada akhirnya PPKM Jadi 'korban'."
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: