Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Inggris: Momen Paling Berbahaya antara Rusia dan Ukraina di Depan Mata

Inggris: Momen Paling Berbahaya antara Rusia dan Ukraina di Depan Mata Kredit Foto: Reuters/Sergey Pivovarov
Warta Ekonomi, Brussels -

Menurut Inggris, momen paling berbahaya tampaknya sudah dekat ketika Rusia mengadakan latihan militer di Belarus dan Laut Hitam. Di sisi lain, Ukraina juga menggelar latihan perang.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan sebagai krisis keamanan terbesar di Eropa selama beberapa dekade. Johnson berdebat secara terbuka dengan mitranya dari Rusia di Moskow, dan markas NATO di Brussels. 

Baca Juga: Inggris Desak Rusia Upayakan Solusi Diplomatik untuk Krisis Ukraina

"'Sejujurnya saya tidak berpikir keputusan telah diambil' oleh Moskow tentang apakah akan menyerang," Johnson mengatakan pada konferensi pers dengan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg, dilansir Reuters.

"Tapi itu tidak berarti bahwa tidak mungkin sesuatu yang benar-benar bencana bisa terjadi dalam waktu dekat," tambahnya.

"Ini mungkin momen paling berbahaya, menurut saya, dalam beberapa hari ke depan, dalam krisis keamanan terbesar yang dihadapi Eropa selama beberapa dekade," jelasnya.

Rusia, yang memiliki lebih dari 100.000 tentara di dekat perbatasan Ukraina, membantah tuduhan Barat bahwa mereka mungkin berencana untuk menyerang bekas tetangga Sovietnya, meskipun mengatakan pihaknya dapat mengambil tindakan "teknis militer" yang tidak ditentukan kecuali tuntutan dipenuhi.

Jalan ke depan adalah diplomasi, Johnson kemudian mengatakan kepada wartawan di Polandia.

Stoltenberg juga mengatakan itu adalah saat yang berbahaya bagi keamanan Eropa, menambahkan: "Jumlah pasukan Rusia meningkat. Waktu peringatan untuk kemungkinan serangan berkurang."

Dalam gesekan baru, Ukraina mengkritik latihan angkatan laut Rusia yang dikatakan sebagai bagian dari "perang hibrida" dan membuat navigasi di Laut Hitam dan Laut Azov "hampir tidak mungkin". 

Perundingan hampir sembilan jam antara Ukraina dan Rusia pada Kamis gagal menghasilkan terobosan dalam penandatanganan dokumen bersama, tetapi kedua belah pihak sepakat untuk terus berbicara, kata kepala staf presiden Ukraina setelah pembicaraan di Berlin.

Rusia mengatakan pembicaraan dengan Ukraina, Prancis dan Jerman mengenai konflik di Ukraina timur gagal mencapai kesepakatan baru, dan mengkritik apa yang disebutnya sebagai ketidakjelasan posisi Ukraina.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: