Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gede Banget Nyali Abu Janda! Putri Gus Dur Dibuat Mingkem Seketika Gegara Larangan Berhijab

Gede Banget Nyali Abu Janda! Putri Gus Dur Dibuat Mingkem Seketika Gegara Larangan Berhijab Koordinator Jaringan Nasional Gusdurian Alissa Wahid (tengah) dan Komedian Arie Kriting (kiri) menyampaikan paparannya saat Diskusi Kebangsaan, Milenial dan Pertisipasi Politik di Universitas Katolik Parahyang, Bandung, Jawa Barat, Kamis (11/4/2019). Diskusi kebangsaan tersebut membedah peran vital dan sikap politik generasi milenial yang hidup pada era digital, khususnya menjelang Pemilu 2019. | Kredit Foto: Antara/M Agung Rajasa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pegiat media sosial Permadi Arya alias Abu Janda memberi kritik menohok kepada masyarakat Indonesia terkait insiden larangan mengenakan hijab bagi pelajar di India yang banyak mendapat sorotan dari aktivis di Tanah Air.

Dalam komentarnya Abu Janda memang tidak menyebutkan satu pun nama tokoh spesifik yang ia kritik, tetapi sebagaimana diketahui bersama, Putri Sulung Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Alissa Wahid juga sempat melontarkan kritik keras terkait insiden di India tersebut.

Ketimbang ikut campur masalah di negara orang, Abu Janda meminta kelompok yang mengkritisi peristiwa di India mengintropeksi diri. Sebab masalah serupa juga kerap terjadi di Indonesia, di mana kelompok mayoritas disebutnya kerap menindas yang minoritas.

Baca Juga: Ruhut Minta Kapolri Tangkap Nicho Silalahi, Ada yang Nyeletuk: "Denny Siregar, Abu Janda, Ade Juga"

Abu Janda mengatakan, masalah yang kerap terjadi di Indonesia  justru jauh lebih mengenaskan sebab kelompok minoritas lanjutnya kerap sulit mendapatkan izin membangun rumah ibadah. Bahkan kata dia kegiatan peribadatan mereka saja kerap dibubarkan paksa oleh mereka yang mayoritas.

“Sudah berapa gereja dilarang dibangun? sudah berapa kali jamaat dilarang beribadah di rumah? berapa kali ibadah natal disuruh berhenti? sesajen ditendang, wayang diharam-haramkan, selamat natal & topi santa diharam-haramkan, dan masih banyak lagi. SKB 3 Menteri sudah dicabut belom?? baru protes soal India,” kata Abu Janda Senin (14/2/2022)

Sebelumnya, Alissa Wahid ikut mengkritik kejadian di India, menurutnya  ini telah melanggar berbagai peraturan internasional, salah satunya adalah pelanggaran terhadap hak konstitusi pribadi. Alissa mengecam keras kejadian itu.

“Mayoritarianisme di India. Siswa2 muslim dilarang menggunakan hijab, bahkan teman2nya jadi intimidatif & merusak atas nama kehendak mayoritas. Beginilah kalau hak konstitusi warga negara termasuk hak beribadah dikalahkan pandangan bahwa mayoritaslah yang berkuasa,” kata Alissa lewat sebuah cuitannya di akun Twitternya sebagaimana dilihat Senin (14/2/2022).

Cuitan Alissa sontak mendapat tanggapan beragam dari publik pengguna twitter, banyak yang mendukung pernyataan Aissa, tetapi tidak sedikit yang  justru merundung seperti yang dilakukan pengguna akun @BinsarNixon_  di menilai Alissa dengan mudahnya melihat masalah yang terjadi di negara lain, tetapi masalah mayoritas mengintimidasi minoritas di Indonesia justru tidak dilirik sama sama sekali oleh Alissa.

“Jangan Sok Jadi Pahlawan Kesiangan, kejauhan bicara di India. Negeri sendiri mayoritas mengintimidasi minoritas,” kata @BinsarNixon_ di kolom komentar.

Komentar senda juga datang dari pengguna akun @Adiiinnn yang juga menilai Alissa seolah menutup mata pada peristiwa yang dialami kelompok minoritas di Indonesia yang disebut selalu diintimidasi kelompok-kelompok mayoritas.

“Jauh-jauh ke India. Di negara kita pun kaum minoritas selalu kena intimidasi kaum mayoritas,” tutur akun itu.

Diketahui sebelumnya, pengadilan Tinggi di negara bagian Karnataka, India , melarang siswi Muslim mengenakan hijab di sekolah sampai kasusnya diputuskan. Tak hanya busana Muslim, pakaian dan simbol keagamaan lain juga dilarang dipakai di setiap lembaga pendidikan.

Larangan siswi memakai hijab pada sejumlah sekolah di Negara Bagian Karnataka, India, tersebut menuai protes dan kecaman dari masyarakat luas. Pemerintah setempat pun langsung memerintahkan penutupan sekolah dan kampus selama tiga hari.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: