Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menteri LHK Siti Nurbaya Upayakan Pengendalian Perubahan Iklim dari Ekosistem Mangrove

Menteri LHK Siti Nurbaya Upayakan Pengendalian Perubahan Iklim dari Ekosistem Mangrove Kredit Foto: KLHK
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk melakukan pemulihan dan perlindungan mangrove, di antaranya melalui kerja sama dengan berbagai pihak. Salah satunya kerja sama dengan Bank Dunia (World Bank) melalui Proyek Mangrove untuk Ketahanan Masyarakat di Kawasan Pesisir (Mangrove for Coastal Resilience Program, M4CR).

Sehubungan dengan persiapan pelaksanaan proyek tersebut, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) mengadakan kegiatan konsultasi publik yang dilaksanakan secara hybrid di Taman Wisata Alam Mangrove Angke Kapuk, Jakarta, pada Rabu (16/02/2022). Pada kesempatan ini, Menteri LHK Siti Nurbaya menyampaikan bahwa rehabilitasi mangrove menjadi salah satu prioritas program kerja Presiden Joko Widodo.

Baca Juga: Hari Peduli Sampah Nasional 2022, KLHK Targetkan 3 Program Besar Kampung Iklim Indonesia

"Bapak Presiden menginstruksikan kami untuk melakukan rehabilitasi mangrove. Pada tahun 2020 kami memulainya dengan menanam mangrove seluas 63 ribu hektare," katanya dalam keterangan tertulisnya pada Rabu (16/02/2022).

Siti mengungkapkan pentingnya keterlibatan masyarakat dan para pihak dalam upaya rehabilitasi mangrove. Oleh karenanya, pada kesempatan tersbut juga hadir para pejabat daerah dari empat provinsi di mana proyek akan dilaksanakan, yaitu Sumatera Utara, Riau, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara.

Lebih lanjut, Menteri Siti menjelaskan upaya pengendalian perubahan iklim di Indonesia, khususnya terkait dengan pengurangan emisi karbon dari ekosistem mangrove atau blue carbon. Pemerintah Indonesia telah menyiapkan skenario paling ambisius yaitu LCCP (Low Carbon Compatible with Paris Agreement), di mana secara nasional Indonesia akan mencapai peaking pada tahun 2030 dengan sektor Kehutanan dan penggunaan lahan lain (FOLU) sudah mulai net sink.

Upaya pengendalian perubahan iklim melalui rehabilitasi mangrove juga akan menjadi isu utama pada gelaran Presidensi G20 Indonesia. Pemerintah Indonesia akan menjadikan mangrove sebagai show case kepada para pemimpin negara yang tergabung di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada tahun ini di Indonesia.

Sementara itu, World Bank Managing Director for Operations Axel van Trotsenburg setuju bahwa ekosistem mangrove memberikan kontribusi signifikan terhadap pengendalian perubahan iklim. Dia juga mengapresiasi inisiatif Indonesia menjadikan mangrove sebagai salah satu isu utama pada Presidensi G20 Indonesia.

"Berbicara upaya pengendalian perubahan iklim, sudah banyak orang mengangkat topik tentang polusi, energi, dan sebagainya, tetapi hanya sedikit yang membicarakan mangrove. Kita harus melihatnya secara holistik, dan menjadikan mangrove bagian dari upaya tersebut sehingga kerja sama kita melalui proyek ini juga dapat menjadi sebuah solusi," tuturnya.

Pada pertemuan ini, Menteri LHK Siti Nurbaya didampingi oleh Kepala BRGM Hartono, beserta jajaran Eselon I KLHK dan BRGM. Sementara, World Bank Managing Director for Operations Axel van Trotsenburg didampingi oleh Vice President for East Asia and the Pacific Manuela Ferro, Country Director for Indonesia and Timor Leste Satu Kahkonen.

Di akhir pertemuan ini, delegasi World Bank dan para pejabat yang hadir melakukan penanaman mangrove di Taman Wisata Alam (TWA) Mangrove Angke Kapuk, sebagai salah satu aksi nyata untuk mengatasi perubahan iklim.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: