Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Orang Kaya Rusia Ketar-Ketir, Amerika Ngebet Miskinkan Kolega Vladimir Putin

Orang Kaya Rusia Ketar-Ketir, Amerika Ngebet Miskinkan Kolega Vladimir Putin Kredit Foto: Sputnik/Mikhail Tereshchenko
Warta Ekonomi, Moskow -

Amerika Serikat (AS) memblokir dua lembaga keuangan besar Rusia sebagai balasan atas langkah negeri itu menerjunkan pasukan ke timur Ukraina. Hal ini diprediksi berimbas terhadap aset konglomerat dan elite, teman Presiden Rusia Vladimir Putin.

Biden mengumumkan sanksi itu dalam konferensi pers, Se­lasa (22/2) malam. Dua lem­baga keuangan besar Rusia yang diblokir. Yaitu, VEB (perusahaan pembangunan negara Rusia) dan bank militer, Promsvyazbank.

Baca Juga: Sumpah Presiden Ukraina Menggelegar, Mohon Vladimir Putin Dengar Permintaan-permintaan Ini

Langkah itu merupakan sanksi tahap pertama. Biden mengan­cam bakal ada hukuman susulan jika Rusia menyerang Ukraina.

“Ini adalah sanksi kompre­hensif terhadap utang negara Rusia. Yang berarti Rusia tidak dapat lagi mengumpulkan uang dari Barat dan tidak dapat mem­perdagangkan utang barunya di pasar AS atau pasar Eropa,” terang Biden, dilansir Reu­ters, kemarin.

“AS akan terus meningkatkan sanksi jika Rusia terus meningkatkan aksi di Ukraina,” an­cam Biden memperingatkan.

Untuk diketahui, VEB dan Promsvyazbank Public Joint Stock Company memiliki 42 anak perusahaan. Lembaga keuangan pelat merah itu selama ini menopang kemampuan per­tahanan dan ekonomi Rusia.

Ada sejumlah nama orang dekat Putin di lembaga tersebut. Antara lain Aleksandr Bort­nikov, Direktur Dinas Keaman­an Federal (FSB) serta Ketua dan Kepala eksekutif Proms­vyazbank Public Joint Stock Company, Petr Fradkov.

“Mereka berbagi keuntungan korup dari kebijakan Kremlin dan harus berbagi rasa sakit juga,” kata Biden tentang elite Rusia.

Langkah Biden itu dicerma­ti Brian O’Toole, mantan pejabat Departemen Keuangan AS, yang merupakan analis ekonomi dan kebijakan luar negeri Atlantic Council’s GeoEconomics Cen­ter. Menurutnya, sanksi AS akan berdampak. Namun, tidak dalam waktu dekat.

“Saya pikir risiko yang mereka (Barat) hadapi dengan tidak mengejar bank komersial milik negara yang paling besar, sudah dianalisa Putin. Bahwa Barat tidak akan mau menanggung rasa sakit akibat sanksi ekonomi yang besar, jadinya dia (Putin-Red) dapat dengan aman mem­perluas ambisinya, “ katanya.

Sebelumnya, Gedung Putih mengatakan, invasi Rusia ke Ukraina sudah berlangsung, setelah Kremlin memerintahkan pasukan ke dua wilayah yang dikuasai separatis di Ukraina.

Sebagai informasi, setelah kemerdekaan Luhansk dan Do­netsk, diakui Putin, Rusia akan bisa bergerak lebih bebas di sisi timur Ukraina. Termasuk untuk membangun pangkalan militer.

Putin secara resmi mengakui dua wilayah yang memisahkan diri dari Ukraina tersebut seba­gai negara merdeka. Keduanya diakui sebagai Republik Rakyat Luhansk dan Republik Rakyat Donetsk.

Senin itu juga, Putin memerintahkan, Kementerian Pertahanan untuk mengerahkan ten­tara yang dia sebut pasukan penjaga perdamaian ke Luhansk dan Donetsk. Langkah yang bikin Barat ketar-ketir.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: