Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gara-Gara Saham, Lo Kheng Hong Kehilangan Uang Hasil Kerja Keras 25 Tahun: Mereka Menertawakan Saya!

Gara-Gara Saham, Lo Kheng Hong Kehilangan Uang Hasil Kerja Keras 25 Tahun: Mereka Menertawakan Saya! Kredit Foto: Twitter/PMBS_ID
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengalaman adalah pembelajaran paling berharga, termasuk bagi investor kawakan Lo Kheng Hong. Meski dikenal sebagai investor saham yang andal, siapa sangka Lo Kheng Hong punya pengalaman pahit dalam berinvestasi saham.

Tiga puluh dua tahun lalu, Lo Kheng Hong pertama kali membeli saham Gajah Surya Multifinance dan langsung mengalami kerugian. Sebabnya, sosok Warren Buffett-nya Indonesia ini membeli saham di harga IPO, namun ketika listing saham tersebut justru merosot dan ia terpaksa menjual dalam kondisi merugi. Baca Juga: Ke Mana-Mana Naik Mobil Butut, Lo Kheng Hong: Dijual Gak Laku, Maling Juga Ogah Ngerampok!

"Secara hukum ekonomi, permintaan banyak, penjualan sedikit maka harga akan naik. Saya beli di pasar perdana IPO, ketika listing saya ingin jual. Ternyata, ketika listing harga saham turun. Saya jual, saya rugi," ungkap Lo Kheng Hong dalam YouTube Investor Sabar, disimak pada Kamis, 24 Februari 2022. 

Tak berhenti di pengalaman pertama, Lo Kheng Hong kembali merugi di kesempatan kedua saat membeli saham Astra Graphia. Kasusnya sama, ia membeli di harga IPO, namun ketika listing harga saham tersebut jatuh. Dua pengalaman itu pun disebut belum ada apa-apanya bagi Lo Kheng Hong.

Sebab, Pak Lo-sapaan akrabnya- mengatakan kerugian terbesar yang pernah ia alami terjadi pada kurun waktu 2014 hingga 2016. Kerugian tersebut tidak lain adalah ketika ia berinvestasi di saham BUMI. Meski harga terus menerus turun dari level Rp8.000 hingga ke level Rp50 per saham, Lo Kheng Hong selalu membeli saham tersebut. Hingga akhirnya, ia menghabiskan sisa uang senilai Rp9 miliar untuk membeli saham BUMI di harga Rp50 per saham. Uang hasil kerja keras selama 25 tahun itu pun hilang begitu saja.

"Kemudian saham itu turun lagi ke Rp1.000, saya membeli lagi. Turun ke Rp900 saya membeli lagi, turun ke Rp800 saya membeli lagi, turun ke Rp700, Rp600, Rp400 saya beli, Rp300, Rp200 saya beli, Rp100 saya beli. Duitnya habis," tambahnya. 

Kondisi yang dialami Lo Kheng Hong itu pun mendapat beragam respons dari orang sekelilingnya. Tak sedikit, kata Lo Kheng Hong, orang yang menertawakan kerugian yang ia alami akibat saham BUMI. Bahkan, Lo Kheng Hong disebut sudah bangkrut. 

"Saya kehilangan banyak uang hasil kerja saya selama 25 tahun, besar sekali jumlahnya. Para direktur sekuritas menertawakan saya. Senang dia, 'Lo Kheng Hong rugi besar.' Dia senang lihat orang susah. Mereka pada senang lihat saya susah," kenang Pak Lo. 

Meski begitu, Lo Kheng Hong masih bisa bersikap santai dan memberi jawaban optimis kepada orang-orang yang menertawakannya itu.

"Dia bilang, 'Gimana Hong sahamnya?' Saya jawab aja pakai bahasa Inggris, 'The game is not ever yet' Masih ada harapan," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: