Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Fakta Sawit Sebagai Tanaman Hemat Air dan Konservasi Tanah

Fakta Sawit Sebagai Tanaman Hemat Air dan Konservasi Tanah Kredit Foto: Siaran Pers/PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJ)
Warta Ekonomi, Jakarta -

Isu-isu yang mengkaitkan perkebunan sawit dengan isu lingkungan menjadi bahan seringkali digoreng oleh pihak antisawit untuk menjatuhkan citra kelapa sawit. Adanya perkebunan sawit dituding menyebabkan tanah yang dulunya subur karena adanya hutan menjadi miskin zat hara. 

Melansir laporan PASPI pada Jum’at (25/2/2022), berikut fakta terkait tuduhan tersebut. 

Baca Juga: Hingga 2021, CPO Masih Jadi Primadona Ekspor Indonesia

Kelapa sawit termasuk jenis tumbuhan yang diciptakan Tuhan yang memiliki peran untuk konservasi tanah, bukan justru membuat tanah kering dan menjadi gurun. Fakta empiris menunjukkan, kebun sawit di Pulau Raja (Asahan Sumatera Utara) yang sudah dibudidayakan sejak lebih dari satu abad lalu masih berbentuk kebun tidak berubah menjadi gurun. 

Banyak penelitian juga membuktikan bahwa biomassa pada kebun sawit meningkat dengan semakin tua umur kelapa sawit dan memiliki peran penting dalam meningkatkan kesuburan tanah. Biomassa dari tandan buah segar (TBS) yang sudah dipanen dan diolah menjadi minyak sawit seperti tandan kosong, cangkang, dan lumpur juga dapat dikembalikan ke lahan sehingga lahan tetap subur. 

Selain dari penambahan biomassa tersebut, untuk mempertahankan kesuburan lahan juga dilakukan melaui pemupukan sesuai dengan umur untuk meningkatkan produktivitas tanaman.

Selain itu, kelapa sawit juga merupakan tanaman yang hemat menggunakan air. Penelitian Pasaribu et.al (2012) dalam laporan PASPI menunjukkan, persentase curah hujan yang digunakan sawit lebih rendah dibandingkan mahoni dan pinus. 

Baca Juga: Makin Meroket, Harga CPO Domestik Sentuh Level Segini

Dikaitkan dengan perannya sebagai sumber energi terbarukan, kelapa sawit juga tergolong tanaman yang paling hemat air. Penelitian Makonnen dan Hoekstra (2010) menyebutkan kebutuhan air pada kelapa sawit untuk menghasilkan 1 liter biodiesel lebih rendah dibandingkan kebutuhan air kelapa, rapeseed, dan kedelai. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Aldi Ginastiar

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: