Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ditinggal AS dan NATO: Presidennya Bingung, Ukraina Babak Belur

Ditinggal AS dan NATO: Presidennya Bingung, Ukraina Babak Belur Kredit Foto: Instagram/Russian Army
Warta Ekonomi, Jakarta -

Memasuki hari ketiga, Rusia makin agresif melancarkan serangan ke berbagai kota di Ukraina. Bahkan pasukan dari negeri Beruang Merah itu kini sudah sampai di Kiev, Ibu Kota yang juga jantungnya, Ukraina. Saat sudah babak belur dihajar Rusia, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengaku bingung. Pakta Pertahanan Negara Atlantik Utara atau The North Atlantic Treaty Organization (NATO) dan Amerika Serikat yang jadi andalan, dianggap malah meninggalkan Ukraina. 

Dikutip dari CNN, pasukan Rusia mulai masuk ke Kiev pada Jumat malam. Mereka ingin segera menguasai Ibu Kota dan menyelesaikan misi perang secepat mungkin. Serangan dan ledakan terdengar di mana-mana. Namun tentara Ukraina tak tinggal diam. Mereka terus menghalau agar pasukan Rusia gagal masuk ke Kota Kiev. Selain memperkuat pertahanan, pasukan Ukraina sengaja meledakkan sejumlah jembatan menuju Kiev untuk mencegah tank masuk ke kota. Baca Juga: Ahli: Dunia Harus Waspada Konflik Ukraina Berkepanjangan

Tak hanya tentara, warga sipil Ukraina ikut berperang melawan Rusia dengan menggunakan bom molotov, warga Ukraina ikut menyerang tentara Rusia yang coba mendekat ke Kota Kiev. Pertarungan sengit di jalanan pun tak terelakkan.

Apa hasilnya? Kemarin pagi, Ukraina mengklaim berhasil memukul mundur Rusia dan mempertahankan kota. Kabar itu disampaikan langsungg Zelensky dengan memposting video di akun Twitter miliknya. Dalam video berlatar kota Kiev itu, Zelensky tampil sendiri dan tampak sumringah. Ia menegaskan negaranya tak akan menyerahkan diri dan akan terus berperang.

“Ini adalah hari yang sulit tapi penuh keberanian. Kita bertempur untuk negara kita di semua garis depan: di Selatan, Timur, Utara, di banyak kota di negara kita yang indah ini,” ucap Zelensky

Penampakan Zelensky ini berbeda saat ia tampil online dengan pemimpin Uni Eropa, Jumat petang. Dalam video itu, Zelensky tampil bersama Paspampres di jalanan Kiev. Wajahnya sedikit lesu. Kepada rakyatnya, Zelensky mengatakan masih berada di Kiev.

Ia minta warga berlindung karena pasukan Rusia akan menyerang nanti malam. Ia juga minta pasukannya bersiap menghadapi Rusia malam nanti. Zelensky sadar, ia dan keluarganya jadi target utama Rusia. Namun ia berjanji tak akan pergi ke mana-mana. “Malam ini nasib Ukraina diputuskan,” ujarnya.

Setelah itu, nadanya terdengar galau dan bingung. “Ini mungkin terakhir kalinya dunia melihat saya hidup,” ujar presiden yang berlatar belakang sebagai pelawak itu.

Bagaimana Zelensky tidak bingung, Amerika Serikat dan sekutunya yang diharapkan memberikan bantuan militer tak berbuat apa-apa. Malah, AS dilaporkan menawarkan Zelensky untuk menyelamatkan diri. Mendapat tawaran itu, Zelensky menolak mentah-mentah. 

Zalensky juga mengungkapkan kekecewaannya kepada NATO yang dianggapnya tidak berbuat banyak untuk menghentikan kebrutalan tentara Rusia. “Kami dibiarkan sendiri untuk mempertahankan negara kami,” kata Zelensky dalam pidato yang direkam video, dikutip dari AFP, Jumat (15/2).

Seperti diketahui, sejak Rusia memulai serangan pertamanya ke Ukraina, NATO memang tidak berbuat banyak. Sejauh ini, NATO hanya mengerahkan NATO Response Force (NRF) ke wilayah negara anggota mereka untuk menjaga kedamaian dan mencegah serangan meluas.

Tidak terlibatnya NATO dalam perang secara langsung dengan Rusia karena status Ukraina. Hingga saat ini, Ukraina belum resmi masuk dalam keanggotaan NATO.

PBB tak bisa berbuat banyak. Kemarin, DK PBB sudah mengeluarkan rancangan resolusi yang mengecam invasi Rusia ke Ukraina. Namun seperti sudah diduga, Rusia menggunakan hak vetonya.

Setidaknya 11 negara anggota, dari total 15 negara anggota Dewan Keamanan PBB, mendukung resolusi yang disusun oleh Amerika Serikat (AS) dan Albania tersebut. Tiga negara anggota lainnya, yang terdiri atas China, India dan Uni Emirat Arab (UEA), memilih abstain.

Namun tak semua negara anggota NATO diam. Menteri Pertahanan Polandia dilaporkan sudah memberikan bantuan satu konvoi amunisi ke Ukraina. Meski begitu, tidak dijelaskan amunisi jenis apa yang dikirim Polandia ke Ukraina. Pemerintah Belanda juga menyetujui dan secepatnya akan mengirim 200 rudal anti-pesawat FIM-92 Stinger ke Ukraina.

Hingga kemarin. serangan Rusia sudah menewaskan 198 orang warga Ukraina, 3 di antaranya adalah anak-anak. Sementara 1.115 orang terluka, termasuk 33 anak-anak. Sebanyak 100.000 mengungsi, dan diperkirakan terus bertambah mencapai 5 juta jiwa jika pertempuran meningkat.

Merespons pernyataan Zelensky, Presiden Amerika Serika Joe Biden memberi penjelasan. Menurut laporan BBC ada sejumlah alasan Presiden AS Joe Biden tak membantu Ukraina. Alasan itu antara lain, Biden punya naluri non intervensi. Karena alasan yang sama, Biden menarik pasukannya di Afghanistan. Selain itu, Biden mendengarkan suara rakyatnya yang tak ingin perang, dan menghindari perang nukir.

“Ini tidak seperti kita berurusan dengan organisasi teroris. Kita berurusan dengan pasukan terbesar di dunia. Ini situasi yang sangat sulit, dan segalanya bisa menggila dengan cepat,” kata Biden, awal bulan ini. Alasan terakhir, AS tak punya perjanjian militer dengan Ukraina. Karena Ukraina bukan anggota NATO. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Lestari Ningsih

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: