Memasuki bulan Maret 2022, Pasar keuangan Indonesia kembali ditinggal pergi investor asing. Hal terlihat dari banyaknya dana asing yang keluar dari Tanah Air.
Bank Indonesia (BI) mencatat, berdasarkan data transaksi 1-2 Maret 2022, nonresiden di pasar keuangan domestik terjadi jual neto atau outflow sebesar Rp6,13 triliun.
"Itu terdiri dari jual neto di pasar SBN sebesar Rp8,30 triliun dan beli neto di pasar saham sebesar Rp2,17 triliun," ujar Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (4/3/2022). Baca Juga: Gegara Dana Asing Seret Masuk, Rupiah Melemah 0,77%
Dengan kondisi tersebut, maka berdasarkan data setelmen sampai dengan 2 Maret 2022 (ytd), nonresiden jual neto Rp1,60 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp23,20 triliun di pasar saham.
Sementara itu, premi CDS Indonesia 5 tahun naik ke level 110,71 bps per 3 Maret 2022 dari 104,31 bps per 25 Februari 2022. Naiknya premi CDS mengindikasikan tingkat risiko berinvestasi di Indonesia semakin tinggi.
"Hal ini sejalan dengan risk off di pasar keuangan global," tambah Erwin.
Ke depan, BI akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu.
"Serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman
Tag Terkait: