Kondisi masyarakat Indonesia yang sebagian besar masuk ke dalam kelompok Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dan penduduk milenial menjadikan tantangan sendiri bagi pemerintah ataupun perusahaan sektor properti untuk memberikan pembiayaan perumahan untuk masyarakat.
Direktur Sekuritisasi dan Penbiayaan Sarana Multigriya Finansial (SMF) Heliantopo mengatakan, terdapat beberapa insiatif yang telah dan akan dilakukan oleh SMF untuk mengakselerasi hunian bagi MBR dan milenial.
Baca Juga: BP Tapera Buka Kemungkinan Lakukan Pembiayaan Perumahan untuk Pekerja Informal
"Jadi milenial ini kami lihat potensinya sangat besar dan ini ada peluang untuk bisa bertempat tinggal pertama. Beberapa hal yang telah dan akan kami lakukan yang pertama terkait program KPR FLPP. Kami bekerja sma dengan Tapera, SMF ditugaskan untuk menyediakan 25 persen dari KPR FLPP," ujar Heliantopo dalam acara Webinar berjudul "Properti Sebagai Lokomotif PEN", Kamis (10/3/2022).
Untuk mendorong hal tersebut, perseroan juga mengimplementasi pembiayaan mikro yang bekerja sama dengan PMN sebagai bentuk dukungan terhadap penguatan ekonomi informal. Heliantopo mengatakan, ini satu hal yang menarik untuk sektor informal, khususnya masyarakat dalam desil 2 atau 3 di mana mereka membutuhkan pembiyaan mikro untuk membenahi rumah, meningkatkan kelayakannya.
"Ini merupakan suatu program yang kami ciptakan dalam rangka memingkatkan kelayakan tempat tinggal bagi nasabah MBR," ujarnya.
Selain itu, SMF juga melakukan penjajakan pembiayaan KPR/KPA, dan KPR indent dengan menargetkan pasar milenial dan kredit konstruksi bagi developer sebagai bentuk implementasi perluasan mandat perseroan.
"SMF mendapatkan mandat dari yang sebelumnya hanya refinancing atau pembiayaan terhadap KPR rumah siap huni sekarang sudah diperluas pembiayaan, baik itu untuk kontruksi, mikro perumahan, KPR indent kemudian sudah dieksplorasi sewa beli dan pembiayaan lainya terkait biaya perumahan sudah dibuka. Ini sedang dalam masa persiapan dan penjajakan mudah-mudahan bisa membantu mengakselerasi hunian bagi milenial dan MBR," jelasnya.
Lanjutnya, perseroan juga tetap mengupayakan transaksi sekuritisasi sebagai salah satu langkah untuk mengalirkan dana dari pemodal ke penyalur KPR melalui lembaga keuangan yang memiliki portofolio besar dan ini juga meningkatkan likuiditas sektor keuangan.
Tantangan dalam Pembiayaan Perumahan
Heliantopo mengatakan, tantangan SMF dalam pembiayaan perumahan di tengah pandemi ini salah satunya adalah pengembang yang lebih berfokus kepada penjualan stok rumah yang belum terjual. Kedua, konsumen yang menahan melakukan konsumsi terlihat dari indeks penjualan ritel sebesar 12,91 persen yoy mengalami penurunan dan dana pihak ketiga yang terhimpun di bank mengalami kenaikan. Ini menunjukan banyak konsumen yang masih menahan untuk melakukan konsumsi dan ini tentunya berdampak ke sektor perumahan.
"Di sisi lain dengan banyaknya DPK yang terhimpun membuat bank kesulitan untuk menyalurkan KPR karena dalam kondisi ini bank akan lebih hati-hati dalam menyalurkan KPR sehingga pertumbuhan dari pembiayaan KPR memang selama pandemi cukup tertahan," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: