Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pupuk Kaltim Targetkan 25 Ribu Petani Jadi Anggota Program Makmur Pada 2022

Pupuk Kaltim Targetkan 25 Ribu Petani Jadi Anggota Program Makmur Pada 2022 Kredit Foto: Djati Waluyo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Setelah berhasil menggandeng 9.780 petani pada 2021, PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) menargetkan sebanyak 25 ribu petani akan bergabung dalam program Makmur pada tahun 2022.

Project Manager Program Makmur PKT, Adrian R.D. Putera mengatakan guna menciptakan manfaat yang lebih luas kepada sebanyak-banyaknya petani, PKT menargetkan 25.000 orang petani menjadi anggota dari program Makmur di tahun 2022 sesuai dengan RKAP.

Baca Juga: Dorong Produktivitas Pertanian, Pupuk Kaltim Akan Perluas Cakupan Program Makmur Pada 2022

Dari target 25 ribu petani akan mencangkup lahan seluas 60.000 hektar yang tersebar di wilayah pengembangan program Makmur yang dimandatkan kepada PKT, yakni Sulawesi (Barat,Selatan, Tengah dan Utara), Jawa (Tengah dan Timur), Kalimantan (Barat, Timur dan Utara), NTB, NTT, dan Papua Barat. 

“Beberapa wilayah pengembangan program Makmur PKT khususnya di Indonesia timur memiliki tingkat kesejahteraan dan ekonomi daerah yang rendah.Oleh karena itu, dengan adanya program Makmur ini diharapkan dapat meringankan beban petani di wilayah tersebut dan meningkatkan pendapat mereka sehingga ekonomi keluarga pun meningkat,” ujar Adrian dalam diskusi virtual, Selasa (15/3/2022).

Adrian mengatakan,selama lebih dari 2 tahun memperluas program Makmur, perseroan melihat adanya tren dalam pengembangannya.

Menurutnya, program MAKMUR terus dikembangkan berdasarkan karakteristik geografis dan komoditas unggulan di setiap daerah pengembangan. Salah satunya adalah dengan menggali potensi komoditas unggulan alternatif yang mampu memberikan nilai ekonomi lebih bagi para petani, seperti kelapa sawit. 

"Selain itu, kolaborasi dengan kelompok tani di tiap wilayah pengembangan PKT, dapat mempercepat proses keikutsertaan petani ke dalam program Makmur," ujarnya.

Lebih lanjut, Adrian mengatakan perseroan juga melihat bahwa wilayah Indonesia timur memberikan tantangan tersendiri dalam penerapan program Makmur, diantaranya karena medan lahan pertanian, ketersediaan fasilitas, hingga sumber daya manusia.

Maka dari itu, kehadiran ekosistem pertanian end-to-end bantu petani lebih produktif. 

Baca Juga: Pupuk Indonesia Dukung Reaktivitasi Pabrik PIM-1 Guna Tingkatkan Kapasitas Produksi Pupuk Nasional

"Berdasarkan studi yang dilakukan PKT, petani Indonesia dihadapkan pada sejumlah tantangan, diantaranya adalah minimnya akses permodalan, kurangnya fasilitas sarana produksi, pemahaman terhadap kebutuhan pasar dan praktik budidaya yang intensif, dan jaminan pasar atau offtaker bagi beberapa komoditas utama," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: