Revitalisasi Bahasa Daerah Agar Tak Punah, Kemendikbudristek dan Pemda Lakukan Kolaborasi
Tantangan dalam Revitalisasi Bahasa Daerah
Kepala Badan Bahasa menjelaskan bahwa daya hidup atau vitalitas tiap bahasa tidaklah sama. Dalam program revitalisasi bahasa, Badan Bahasa memprioritaskan bahasa-bahasa yang tingkat vitalitasnya atau ‘daya hidupnya’ memang sudah melemah atau memudar.
“Khawatirnya, bahasa-bahasa yang seperti ini akan punah jika tidak dihidupkan kembali,” jelasnya.
Baca Juga: Kemendikbudristek Pimpin Pertemuan Pertama Kelompok Kerja Pendidikan G20
Oleh karena itu, ia mengimbau seluruh jajaran di Kemendikbudristek untuk bersama-sama melestarikan dan melindungi bahasa daerah. “Kita melakukan revitalisasi bahasa karena bahasa bukan hanya urusan kombinasi kata dan bunyi tetapi sebagai refleksi kearifan lokal, refleksi pemikiran, refleksi perasaan dan nilai-nilai yang terkandung di dalam bahasa menjadi ekspresi dari masyarakat,” tambah Aminudin Aziz.
Pada kesempatan tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Ulfa Tenri Batari lebih lanjut menyampaikan beberapa tantangan yang dihadapi dalam upaya perlindungan bahasa daerah.
“Salah satu tantangan terbesar kami adalah minimnya tenaga pengajar yang memiliki kualifikasi akademik yang relevan dengan jurusan bahasa daerah Makassar. Kemudian fakta yang kedua, kami sampaikan bahwa tidak semua guru yang mengajarkan bahasa daerah Makassar adalah penutur bahasa daerah Makassar,” ungkap Ulfa.
Oleh karenanya, saat ini sudah banyak kolaborasi yang dilakukan oleh Kabupaten Gowa dengan berbagai kedinasan dan himpunan lainnya. Seperti berkolaborasi dengan organisasi Profesi Himpunan Pembina Bahasa Indonesia yang sangat memberikan dukungan terkait revitalisasi bahasa daerah khususnya Bahasa Makassar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Aldi Ginastiar