Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jusuf Hamka Ternyata Dukung Menag Yaqut Tertibkan Suara TOA Masjid, Alasannya Luar Biasa

Jusuf Hamka Ternyata Dukung Menag Yaqut Tertibkan Suara TOA Masjid, Alasannya Luar Biasa Kredit Foto: YouTube/CURHAT Denny Sumargo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengusaha Raja Tol Jusuf Hamka mendukung penertiban suara TOA masjid yang dikeluarkan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. 

Menurut Jusuf Hamka, umat Islam harus mengedepankan toleransi dengan umat non Islam dalam hal penggunaan TOA masjid. 

Baca Juga: Jusuf Hamka Dukung Menag Yaqut Soal Penertiban Pengeras Suara, Alasannya Sungguh Mengejutkan!

Ia mencontohkan saat belum memeluk Islam, ibunya sakit hampir stroke. Di depan rumah Jusuf Hamka ada masjid yang speaker TOA nya menghadap rumahnya. 

Jusuf Hamka lalu mendatangi pihak pengurus masjid meminta tolong suara volume azan dikecilkan sampai ibunya sembuh. 

Bukan tanpa sebab Jusuf Hamka meminta tolong. Ini karena ibunya sering terbangun saat malam saat mendengar suara azan. 

Pihak pengurus masjid mengabulkan permintaan Jusuf Hamka. Mereka hanya menggunakan speaker dalam untuk suara azan selama seminggu. 

"Akhirnya seminggu sampai ibu saya sembuh ga jadi stroke. Di situ saya lihat toleransinya umat Islam luar biasa. Ini salah satu yang bawa saya masuk Islam," ujar Jusuf Hamka dikutip dari YouTube Helmy Yahya Bicara.

Menurut Jusuf Hamka, yang memeluk Islam di usia 23 tahun, jika umat Islam memakai TOA tanpa toleransi kepada tetangga adalah hal yang salah. 

Karena kata dia, Nabi Muhammad SAW mengajarkan toleransi kepada nonmuslim. 

"Kalau kita sebagai umat manusia ga bisa toleransi, nabi aja toleransi. Soal masalah toa, Menteri Agama dia sangat toleran dan bagus karena dia memahami apa yang dirasakan nonmuslim. Azan wajib disyiarkan tapi yang penting dalam beragama jangan ada yang terganggu," ucap Jusuf.

Menurut Jusuf Hamka, umat Islam harus mengembangkan Islam yang sejuk, Islam yang rahmatan lil alamin, yang toleran.

Sebab, kata dia, Islam itu bukan rahmatan lil muslimin bukan rahmat buat orang Muslim tapi rahmat buat alam semesta. 

Ia meminta umat Islam mengambil hikmah dari aturan penertiban suara TOA masjid yang dikeluarkan Menteri Agama.

"Ambil hikmahnya soal toa Menteri Agama dan marilah kita bersama-sama merasakan. Karena apa? Teman-teman yang protes suara azan harus besar, dia ga pernah jadi nonmuslim, saya pernah jadi nonmuslim," tegasnya. 

Jusuf Hamka mencontohkan apa yangia lakukan di masjid miliknya mengenai penggunaan TOA. Di sekeliling masjidnya, ada 4 masjid lain. Waktu azan, suaranya sahut-sahutan, benturan.

"Saya bilang ke marbot saya, tolong kita ngalah, suara azan kita matiin, kita azan di dalam, karena tetangga sudah bunyi. Di dalam speaker DBL, suaranya merdu. TOA yang di atas dimanfaatkan kalau salat jamaah keluar sampai pekarangan kita manfaatkan TOA di luar," kata dia. 

Ia lalu mencontohkan bagaima saat bulan ramadan, di sejumlah masjid sudah membangunkan orang sahur menggunakan TOA masjid di jam 12 malam.

"Kasian orang-orang mau istirahat. Kita komunikasi bukan umat Islam aja, nonmuslim juga banyak. Ada yang mengatakan kalau ga suka pindah dari situ. Ini bukan cara-cara Islami," ucap Jusuf Hamka. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: