Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Afghanistan, Negara Paling Tidak Bahagia di Dunia Bahkan Sebelum Taliban Berkuasa

Afghanistan, Negara Paling Tidak Bahagia di Dunia Bahkan Sebelum Taliban Berkuasa Kredit Foto: AP Photo/Bernat Armangue

“Sayangnya satu-satunya fokus adalah pada perang, panglima perang dan politisi korup,” kata Haqpal.

“Orang-orang menjadi semakin miskin dan semakin miskin dan semakin kecewa dan semakin tidak bahagia … itulah mengapa 20 tahun investasi di Afghanistan runtuh hanya dalam 11 hari,” katanya mengacu pada serangan kilat Taliban di seluruh negeri sebelum menyapu Kabul pada pertengahan Agustun tahun lalu.

Baca Juga: Taliban Ancang-ancang Buka Perguruan Tinggi Negeri di Afghanistan

Ketika Masoud Ahmadi, seorang tukang kayu, kembali ke Afghanistan dari negara tetangga Pakistan setelah runtuhnya Taliban tahun 2001, harapannya untuk masa depan cerah. Dia bermimpi membuka toko kecil pembuatan furnitur, mungkin mempekerjakan sebanyak 10 orang.

Sebagai gantinya, duduk di bengkelnya yang berdebu setinggi 6 kaki kali 10 kaki pada hari Sabtu, dia mengatakan bahwa dia membuka hanya dua kali seminggu karena tidak ada pekerjaan.

“Ketika uang masuk ke negara ini, pimpinan pemerintah mengambil uang itu dan menghitungnya sebagai uang pribadi mereka, dan rakyat tidak dibantu untuk mengubah hidup mereka menjadi lebih baik,” kata Ahmadi.

Laporan tersebut memperingatkan bahwa jumlah Afghanistan mungkin turun lebih jauh tahun depan ketika mengukur tingkat kebahagiaan Afghanistan setelah kedatangan Taliban. Ekonomi saat ini jatuh bebas karena kelompok tersebut berjuang untuk transisi dari pemberontakan ke pemerintahan.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: