Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Suara Wakil Gus Yaqut Menggelegar: Indonesia Bukan Negara Agama, tetapi...

Suara Wakil Gus Yaqut Menggelegar: Indonesia Bukan Negara Agama, tetapi... Kredit Foto: Instagram/Zainut Tauhid
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa'adi menyampaikan Indonesia bukanlah negara agama.

Di negeri yang penuh keragaman suku dan budaya, Islam tumbuh menjadi perekat serta pemersatu bangsa Indonesia.

Baca Juga: PA 212 Tuntut Seret Pendeta Saifuddin ke Indonesia, Novel Bamukmin: Semoga Rezim Ini Tobat

Dia menambahkan bahwa ajaran Islam diadopsi ke dalam sistem tata negara dan juga hukum positif.

"Indonesia memang bukan negara agama, tetapi agama dan negara adalah satu entitas yang tak bisa dipisahkan," kata Wamenag Zainut dalam pembukaan Musyawarah Nasional Ulama Syarikat Islam di Jakarta, Selasa (22/3).

Keduanya, lanjut Wamendag Zainut, berjalan beriringan dalam satu visi pembangunan dalam bingkai NKRI.

Dia juga mengajak segenap keluarga besar ulama Syarikat Islam untuk senantiasa menjalin persaudaraan, persahabatan, kerja sama, serta menjaga kerukunan antarumat beragama dalam ikatan ukhuwah wathaniyah, ukhuwah Islamiah, dan ukhuwah bashariyah dalam bingkai NKRI.

"Kita semua meyakini bahwa syarikat islam akan terus istiqomah menjalankan misi dakwah sejalan dengan cita-cita kebangsaan dan keumatan," ucapnya.

Lebih lanjut dikatakan, Kementerian Agama sangat terbuka dalam menjalin kerja sama dalam memajukan bimbingan masyarakat Islam serta isu-isu keumatan lainnya.

Dia menegaskan, para ulama dan ormas Islam adalah mitra keberhasilan pembangunan Indonesia. 

Komitmen keduanya tidak pernah diragukan untuk berperan serta dalam setiap proses pembangunan negeri ini. 

Sementara itu,.Sekjen Syarikat Islam Ferry Juliantono menyampaikan bahwa dalam waktu dekat Syarikat Islam akan membentuk gugus tugas antiIslamophobia.

Dunia sudah mulai tidak terpengaruh lagi terhadap propaganda barat yang menyebut Islam sebagai kelompok radikalis, intoleran, dan teroris. 

"Di tanah air, Islam justru masih sering dianggap sebagai kelompok intoleran, radikal, dan identik dengan kegiatan terorisme,” tuturnya.

Baca Juga: Tuntut Tangkap Pendeta Saifuddin, PA 212 Akan Kepung Istana Negara!

Oleh sebab itu lanjut Ferry Juliantono, penting untuk menggelorakan semangat antiIslamophobia,” tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: