Wahai Anak Muda! Ini yang Bisa Kamu Lakukan untuk Jadi Nahkoda Penggerak bagi Rakyat dan Lingkungan
DBS Asian Insights Conference 2022 mengadakan sesi keempat bertajuk “The Youth Who Makes a Difference” yang digelar secara virtual, Rabu (23/3/2022). Dalam konferensi ini, didiskusikan bagaimana peran generasi muda sebagai nahkoda penggerak dan pembawa perubahan.
“Saat ini, generasi muda seperti kita merupakan mayoritas, yaitu mencapai 53% dari total penduduk Indonesia. Dengan begitu banyaknya jumlah SDM yang tersedia tersebut, kita tentu bisa berkontribusi dan memberikan dampak secara nyata," kata Co-Chair Y20 Indonesia Budy Sugandi.
Baca Juga: Penonton MotoGP Ninggalin Sampah hingga Barang Aneh, Petugas Kebersihan Sirkuit Mandalika Ngeluh
"Mengubah peran kita dari kaum rebahan jadi kaum perubahan yang bermanfaat bagi banyak orang," imbuh dia.
Dalam hal ini, melalui Youth 20 (Y20) Summit Indonesia, para generasi muda saat ini berkesempatan untuk bisa terlibat langsung dalam membuat keputusan bersama dan bahu-membahu dalam membuat perubahan nyata secara signifikan di mana keputusan dan hasil yang ada akan diikutsertakan dalam G20.
Di sisi lain, jenama minuman kekinian H!Cups memilih pendekatan yang berbeda yakni dengan merangkul kelompok perempuan, khususnya yang berada di kota kecil.
CEO H!Cups Kathleen Gondoutomo melihat hak-hak mendasar wanita masih dibatasi oleh masyarakat, termasuk tidak diberikannya bekal yang mumpuni dalam pembentukan kemampuan dan potensi diri. Terlepas dari peranan wanita semakin besar, kesetaraan gender masih menjadi tugas bersama yang dapat dimaksimalkan.
"Kami percaya pemberdayaan perempuan mendorong perempuan untuk mencapai potensi maksimalnya, sehingga mereka bisa membantu bukan hanya kehidupan keluarga mereka dan pribadi, tapi juga dapat memberikan yang terbaik untuk Indonesia,” kata Kathleen Gondoutomo.
Sementara Pijakbumi fokus untuk mengoptimalkan peran bisnis dalam mendorong kelestarian lingkungan. Pasalnya, banyak pelaku bisnis yang hanya berfokus membangun citra perusahaannya sebagai brand yang peduli terhadap kelestarian lingkungan, tanpa benar-benar melakukan kegiatan yang berdampak nyata (greenwashing).
Hal senada juga dilakukan oleh Waste4Change. Menurut Founder & CEO Waste4Change, M. Bijaksana Junerosano, menjaga kelestarian merupakan tanggung jawab bersama yang harus dimulai sesegera mungkin mengingat kecepatan kerusakan lingkungan lebih tinggi ketimbang dengan solusi yang diterapkan di Indonesia. Hal mendasar yang perlu dilakukan adalah dengan mengelola sampah secara bijaksana dan bertanggung jawab.
"Pemuda-pemudi di Indonesia pun perlu berkontribusi dalam mendorong pengelolaan sampah yang lebih baik, seperti memisahkan sampah berdasarkan jenisnya sebagai titik awal mempertanggungjawabkan sampah masing-masing," tuturnya.
Selain itu, potensi anak muda Indonesia yang punya intelektualitas juga dapat dimanfaatkan untuk mendorong pengolahan limbah yang baik dan bertanggung jawab, membuat mekanisme yang mendorong ekonomi sirkular, menyuarakan tentang isu lingkungan.
Baca Juga: Miris! Sampah Plastik Cemari Muara Sungai Wonorejo, Paling Banyak dari 10 Perusahaan Mamin Ini!
"Pada akhirnya, perubahan kecil yang dibuat dapat menghasilkan dampak yang struktural dan besar," tandas Bijaksana Junerosano.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: