Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apakah Saifuddin Ibrahim hingga Yusuf Manubulu Masuk Daftar Penceramah Radikal BNPT?

Apakah Saifuddin Ibrahim hingga Yusuf Manubulu Masuk Daftar Penceramah Radikal BNPT? Kredit Foto: Youtube/Suara
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel menyoroti proses hukum kasus dugaan penistaan agama yang melibatkan Jozeph Paul Zhang dan Saifuddin Ibrahim. Sebab, saat ini kembali muncul kasus serupa yang melibatkan seorang pria bernama Yusuf Manubulu.

Reza mengatakan hingga kini bukan hanya Saifudin Ibrahim yang belum diamankan polisi, tetapi juga Jozeph Paul Zhang. Sebelumnya, Polri mengaku masih berupaya menangkap tersangka kasus penistaan agama, Jozeph Paul Zhang. Pemilik nama asli Shindy Paul Soerjomoelyono itu disebut masih berada di luar negeri.

Baca Juga: Siapa Sangka! Ternyata Anaknya Pendeta Saifuddin Sempat Mengirim Pesan Ini ke Ayahnya!

"Sebelumnya juga ada Jozeph Paul Zhang yang kabarnya keluar dari Jerman dan terus dilacak keberadaannya. Bagaimana hasil pelacakannya, entahlah," ucap Reza kepada JPNN.com, Sabtu (26/3).

"Juga, jadikah Polri bekerja sama dengan Imigrasi mencabut paspor Jozeph, entahlah," lanjut pria yang pernah mengajar di PTIK itu. Dia bahkan menyebut bahwa YouTube Channel Jozeph Paul Zhang masih aktif sampai sekarang.

"Dan, tidak ada tanda-tanda dia bersiaran dari dalam ruang tahanan, misalnya. Sekarang ada satu nama lagi yang bikin pernyataan mengerikan: Yusuf Manubulu," tutur Reza.

Yusuf Manubulu tengah viral setelah beredar video mengenai pandangannya yang menyebut kematian itu bukan produknya Tuhan, tetapi, maaf, produk setan. Nah, Reza pun menjadi teringat daftar BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) tentang penceramah radikal. Dia bertanya apakah nama-nama di atas sesuai dengan daftar kriteria penceramah radikal ala BNPT itu?

"Apakah mereka layak disebut sebagai penceramah radikal dari komunitas nonmuslim? Ini perlu dipastikan agar daftar BNPT tersebut tidak menjadi acuan untuk menilai penceramah dari agama tertentu saja," terang Reza Indragiri.

Menurut Reza, siapa pun, termasuk para ASN bisa saja menjadi pengikut penceramah-penceramah yang disebutkan tadi. Oleh karena itu, para ASN pun bisa menjadi radikal pula. Namun, yang menjadi pertanyaan Reza, apakah assessment tool yang dibangun Densus 88 Antiteror Polri akan bisa diterapkan untuk menakar tingkat radikalisme ASN dengan latar agama apa pun, ataukah tool itu spesifik untuk meng-assess ASN yang beragama tertentu saja?

"Setiap orang, termasuk ilmuwan, bisa bias. Namun, kalau pemikiran bias lantas diadopsi ke dalam instrumen yang dipakai resmi oleh alat-alat negara, bahaya itu," ujarnya.

Reza menambahkan, sembari menantikan hasil kerja Polri mengamankan nama-nama di atas, dia mengajak publik menakar objektivitas daftar BNPT dan tool Densus 88. "Lewat uji publik, semoga daftar dan tool itu benar-benar bisa dipastikan bermanfaat bagi Indonesia," kata Reza Indragiri Amriel.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: