Sengkarut tata niaga minyak goreng belum juga usai, padahal pemerintah sudah gonta-ganti kebijakan. Untuk itu Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) meminta Kementrian Perdagangan dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk melakukan audit investigasi atas rantai distribusi minyak goreng, mulai produsen hingga distributor.
Anggota Komisi VI DPR RI Andre Rosiade menilai langkah audit investigasi ini demi menyikapi kelangkaan dan ketidakstabilan minyak goreng yang ada di pasaran hingga saat ini.
“Saya mengusulkan selain untuk audit harga pokok produksi minyak goreng dengan melibatkan BPKP, saya usulkan kita meminta Kementerian Perdagangan mengaudit investigasi rantai distribusi (minyak goreng) ini dengan BPKP. Kita harus tahu dimana miss-nya ini,” tegas Andre dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementrian Perdagangan, kemarin.
Andre juga meminta kepada Kementrian Perdagangan agar melakukan pengawalan dan pengawasan yang ketat dalam rangka pelaksanaan pengendalian distribusi dan stabilisasi harga minyak goreng curah dengan HET.
“Bukan hanya perlu pengawalan yang ketat terkait ini, tapi juga kalau perlu bekerjasama dengan aparat hukum,” usul politisi Partai Gerindra ini.
Sementara itu Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Mohamad Hekal menilai sudah seharusnya Indonesia sebagai produsen crude palm oil (CPO) terbesar di dunia tidak mengalami kelangkaan dan ketidakstabilan harga minyak goreng.
“Kenapa isu minyak goreng ini sangat hebat, karena kita ini produsen CPO terbesar di dunia. Seperti banyak orang bilang, tikus mati di lumbung pagi. Maka dari pada itu, kita ingin menggugah seluruh stakeholder untuk bisa saling membantu. Kita tidak pernah dengar, orang di Arab Saudi mengeluh harga bensin ketinggian. Bahkan di Malaysia kita tidak pernah dengar orang mengeluh harga minyak goreng ketinggian,” papar Hekal.
Baca Juga: Sebelum Ramadan, Puan Minta Sengkarut Minyak Goreng Diselesaikan
Politisi Partai Gerindra itu juga beharap agar kasus ini segera diusut tuntas dan pemerintah bisa segera melakukan tugasnya dengan baik, agar tidak ada lagi kesusahan yang dialami oleh rakyat, apalagi mengingat minyak goreng adalah kebutuhan harian rakyat.
“Kita ini harus menyuarakan jeritan, apapun yang dirasakan rakyat kepada pemerintah. Yang kita kaget bersama itu, ada omongan kalau ada mafia (minyak goreng). Ada yang meragukan nalar kita, kok dalam semalam barangnya bisa ada, yang kemarin katanya tidak ada. Tentu kita harus cari tahu apakah pemerintah sudah melaksanakan tugasnya dengan benar, tepat, atau masih kurang,” Ucapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar