Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Diperiksa Polisi karena Dugaan Gelar Abal-abal, Loyalis Anies Bantah: Saya Bukan Profesor Gadungan!

Diperiksa Polisi karena Dugaan Gelar Abal-abal, Loyalis Anies Bantah: Saya Bukan Profesor Gadungan! Kredit Foto: Twitter/Musni Umar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Rektor Universitas Ibnu Chaldun (UIC), Musni Umar menegaskan dirinya tak pernah memalsukan ijazah dan memakai gelar profesor abal-abal. Dia mengatakan meski gelarnya itu tak dicatat negara, tetapi dia punya bukti kuat, bahwa dirinya pernah menempuh pendidikan hingga mendapatkan gelar tersebut.

Rektor yang dikenal sebagai salah satu pendukung garis keras Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan itu mengaku sudah memberi penjelasan kepada pihak kepolisian atas tudingan gelar abal-abal itu.  Penjelasan itu disampaikannya saat menjalankan pemeriksaan di Polda Metro Jaya pada Senin (28/3/202) kemarin. Dalam pemeriksaan itu ia dicecar 21 pertanyaan.

“Alhamdulillah saya sudah di interview penyidik Polda Metro Jaya bukan klarifikasi. Sebanyak 21 pertanyaan penyidik saya dijawab dengan bukti saya bukan profesor gadungan,” kata Musni Umar dalam sebuah cuitan di akun Twitternya dikutip Populis.id Selasa (29/3/2022).

Baca Juga: Anies Dibikin Ketar-ketir, Polemik Formula E Terus Dibongkar!

Sebagaimana diberitakan sebelumnya,  Musni Umar diperiksa Polda Metro Jaya atas dugaan gelar profesor bodong yang ia pakai.

Adapun Musi Umar dilaporkan oleh Direktur Pascasarjana Institut Agama Kristen Tarutung berinisial YLH, Sumatera Utara. 

"Tujuan saya dipanggil di sini untuk melakukan klarifikasi sehubungan pelapor menyampaikan laporan ke Polda bahwa saya adalah profesor gadungan," kata Musni Umar kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Senin (28/3/2022).

Musni mengaku tudingan pelapor yang menyebutnya profesor gadungan sama sekali tidak benar, dia juga mengaku sama sekali tidak mengenal sang pelapor.

"Itu kalau saya lihat panggilannya dari Polda Januari 2022 terhadap saya. Dilaporkan pada saya," jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Musni mengaku gelar profesornya memang tidak tercatat, namun dia mengaku dirinya menempuh pendidikan hingga mendapat gelar tersebut. Dia mengaku gelar profesornya memang tidak tercatat lantaran semua ongkos studinya dibayar sendiri. Dia mengatakan gelar profesor yang dicatat adalah mereka yang diongkosi negera.

"Jadi memang profesor saya ini tidak tercatat atau dicatat tidak ada keputusan dari presiden ataupun menteri. Tapi bukan berarti dia itu gadungan, Kalau yang tercatat itu yang dapat uang dari negara. Saya sama sekali tidak dapat uang dari negara. Saya dapat dari masyarakat melalui kepakaran saya sebagai sosiolog," katanya lagi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: