Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jokowi Kerap Marah Tapi Tak Berubah, Ucapan Rocky Gerung Ngeri, Duga Kabinet Idap Kelainan

Jokowi Kerap Marah Tapi Tak Berubah, Ucapan Rocky Gerung Ngeri, Duga Kabinet Idap Kelainan Kredit Foto: Instagram/Rocky Gerung
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengamat politik, Rocky Gerung, memberikan tanggapannya soal geramnya Presiden Joko Widodo terhadap menterinya kala acara di Bali. Sang Presiden kembali marah kala melihat kinerja menterinya yang lakukan impor untuk barang-barang. 

Bagi Rocky, Presiden Joko Widodo tak perlu dijadikan bahan lelucon karena aksinya. Namun, Rocky menilai beberapa menteri Jokowi lebih patut ditertawakan karena sudah beberapa kali diperingatkan namun tak ada tanda-tanda perubahan.

Baca Juga: Ingat Baik-Baik! Orang PDIP Minta Wacana Penundaan Pemilu 2024 Agar....

“Saya menganggap bahwa yang harus kita tertawakan bukan Pak Jokowi yang marah-marah di depan publik, tapi menteri-menteri ini yang memang udah berkali-kali disemprot tetapi tetep nggak berubah,” ujarnya dikutip dari YouTube Rocky Gerung Official yang tayang Jumat (25/3/2022).

Rocky Gerung menduga orang-orang di dalam kabinet menderita kelainan masokis, seolah merasa senang jika dimarahi bahkan “disiksa” Jokowi di depan umum.

Dia mencontohkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang sudah kerap kali dipermalukan di hadapan publik. Selain itu, Rocky menyoroti Menteri BUMN Erick Thohir yang berulang kali disindir oleh Jokowi akibat kebijakannya.

“Jadi saya menduga kabinet ini menderita kelainan masokis, senang diomelin di depan publik, bahkan disiksa oleh Pak Jokowi. Karena kita mestinya tahu, misalnya Menteri Kesehatan udah berapa kali tuh dijewer dan sebetulnya dipermalukan juga di depan publik, Erick Thohir juga udah disindir-sindir, dan demikian juga menteri yang lain,” katanya.

Rocky menilai Presiden kini tak tahu kinerja para menteri di Kabinet Indonesia Maju. Lelaki asal Manado ini bahkan menganggap kejengkelan Presiden Jokowi tersebut sudah berada di titik paling tinggi.

Baca Juga: Mengejutkan, Ternyata Terawan Ogah Melawan IDI: Mereka Menuduhku Tanpa Pernah Lakukan Klarifikasi

“Benar-benar secara faktual Jokowi sudah tak tahu lagi apa yang dikerjakan oleh menteri-menterinya.  Seorang Jawa bilang jengkel itu berarti sudah di ubun-ubun,” kata Rocky.  

Kejengkelan Jokowi itu, menurut Rocky, bisa membuat para investor enggan datang ke Indonesia. Sebab para investor menilai Presiden Jokowi sudah tidak bisa lagi mengendalikan kabinetnya.

“Investor tidak mau datang lagi ke Indonesia, karena menganggap memang sudah berantakan kabinet,” kata Rocky.

Rocky menambahkan, kejengkelan itu membuktikan bahwa Presiden Jokowi tidak mampu memimpin kabinet.

“Enggak ada di dalam tradisi demokrasi, seorang presiden memarahi anak buahnya di depan publik,” tukas Rocky.

Atas dasar itu, Rocky Gerung menyimpulkan sikap jengkel Jokowi terhadap para menteri membuat publik juga perlu mengevaluasi kinerja Jokowi yang dianggap tak mampu memberikan solusi konkrit atas kinerja jajarannya.

“Akibatnya, orang kemudian mengevaluasi. Bukan sekadar presiden mengevaluasi menterinya, sekarang publik mengevaluasi presiden karena marah-marah di depan publik. Itu intinya kan?,” ujar Rocky.

Diketahui, Jokowi meluapkan kejengkelannya saat memberikan pengarahan kepada menteri, kepala lembaga, kepala daerah, dan BUMN tentang aksi afirmasi bangga buatan Indonesia di Bali, Jumat 25 Maret 2022. Jokowi sampai mengeluarkan kata bodoh hingga melarang peserta yang hadir tepuk tangan di sela-sela dia bicara.

Jokowi mengatakan realisasi pengadaan barang dan jasa dari dalam negeri baru atau made in Indonesia Rp214 triliun per hari ini. Angka ini setara 14% dari total anggaran yang sebesar Rp1.481 triliun. Presiden mengatakan kementerian dan BUMN tak perlu repot-repot mencari investor untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

Menurutnya, ekonomi RI akan otomatis tumbuh jika seluruh anggaran pengadaan barang dan jasa ikut dirasakan oleh pelaku UMKM.

“Tidak perlu cari investor, kita diam saja, tapi konsisten beli barang yang diproduksi pabrik-pabrik, industri-industri, UMKM-UMKM kita. Bodoh sekali kalau tidak lakukan ini,” tegas Jokowi.

Tak hanya itu, Jokowi menyindir para menteri yang senang membeli barang-barang import. Jokowi mengatakan pengadaan barang dan jasa, pusat itu Rp526 triliun.

“Daerah, pak gubernur, pak bupati, pak wali, Rp535 triliun, lebih gede di daerah. BUMN jangan lupa saya detailkan lagi, Rp420 triliun, ini duit gede sekali,” ujar Jokowi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Adrial Akbar

Bagikan Artikel: