Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Alasan Kuat Rubel Ditolak Sebagai Alat Pembayaran Oleh Negara G7

Alasan Kuat Rubel Ditolak Sebagai Alat Pembayaran Oleh Negara G7 Bendera nasional Rusia terlihat di sebuah mobil di depan Kementerian Luar Negeri di Praha, Republik Ceko, 21 April 2021. | Kredit Foto: Reuters/David W Cerny

Selain balas dendam setelah Barat memberlakukan sanksi besar-besaran terhadap Rusia, permintaan Moskow untuk pembayaran transaksi dengan rubel, juga dilihat sebagai upaya untuk menyelamatkan ekonominya.

Kalangan pengamat menilai, tuntutan pembayaran dalam mata uang rubel adalah upaya Rusia menopang mata uangnya, yang nilai tukarnya anjlok sejak invasi Rusia ke Ukraina, yang diikuti oleh rangkaian sanksi Barat.

Mengurangi ketergantungan pada gas Rusia

Eropa hingga kini menutupi 40% kebutuhan gas dan 25% kebutuhan minyaknya dengan pasokan dari Rusia. Sehubungan dengan invasi ke Ukraina, negara-negara Eropa berlomba untuk mengurangi ketergantungan mereka pada impor energi dari Rusia.

Jerman telah memberhentikan proyek pipa gas Nord Stream 2 sebagai tanggapan atas perang Putin di Ukraina, namun pemerintah Jerman sejauh ini menolak seruan untuk memboikot total minyak dan gas Rusia.

Pada hari Jumat, AS dan Uni Eropa mengumumkan kemitraan baru untuk membuat Eropa kurang bergantung pada gas Rusia. Berdasarkan kesepakatan itu, AS akan memasok 15 miliar meter kubik gas alam cair (LNG) ke UE tahun ini.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: