Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Nahkan, Pendeta Saifuddin Diultimatum Polri, Disuruh Lakukan Ini

Nahkan, Pendeta Saifuddin Diultimatum Polri, Disuruh Lakukan Ini Kredit Foto: Youtube/Suara
Warta Ekonomi, Jakarta -

Polri mengultimatum Pendeta Saifuddin Ibrahim untuk menyerahkan diri. Tersangka kasus dugaan penistaan agama ini diminta berani bertanggung jawab atas perbuatannya.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan menyebut tersangka Saifuddin pada dasarnya telah mengetahui perkara yang menjeratnya. Sebab yang bersangkutan sempat membuat video pernyataan menyikapi kasus ini.

Baca Juga: Pendeta Saifuddin Minta Penghapusan Ayat Al-Qur.'an, Gus Nuril: Kamu Belajar di Tempat Kotoran

"Kami sampaikan kepada saudara SI yang monitor terhadap kegiatan ini untuk dapat mematuhi aturan hukum yang berlaku. Sebagai warga negara Indonesia berani berbuat harus bisa mempertanggungjawabkan apa yang telah dia perbuat," kata Ramadhan di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (30/3/2022).

Dalam perkara ini, Ramadhan mengemukakan, penyidik menetapkan Saifuddin sebagai tersangka berdasar dua alat bukti. Selain itu, juga merujuk hasil pememeriksaan sejumlah saksi serta ahli. 

Saifuddin dijerat dengan Pasal 45 Ayat 1 Juncto Pasal 24 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun  2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik atau ITE.

"Hukuman pidana penjara paling lama enam tahun dan atau denda paling banyak Rp 1 miliar," katanya.

Pada Jumat, 18 Maret 2022, Saifuddin dilaporkan ke Bareskrim Polri. Dia dilaporkan atas kasus dugaan penistaan agama terkait pernyataannya meminta Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menghapus 300 ayat Al-Qur'an.

Laporan tersebut telah teregistrasi dengan Nomor: LP/B/0133/III/2022/SPKT Bareskrim Polri tanggal 18 Maret 2022. Pelapor dalam kasus ini atas nama Rieke Vera Routinsulu.

Dalam laporannya, Rieke mempersangkakan Saifuddin dengan Pasal 45A ayat (2) Juncto Pasal 28 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang ITE dan/atau Pasal 156 KUHP dan/atau Pasal 156a KUHP dan/atau Pasal 14 Ayat (1), Ayat (2) dan/ atau Pasal 15 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana. 

"Kita berharap kasus ini bisa ditindak tegas, kita sudah bikin laporan di Bareskrim Polri. Kita berharap bahwa laporan ini segera diproses supaya tidak menimbulkan kegaduhan luas di masyarakat," kata Husin Alwi Shihab selaku saksi pelapor di Bareskrim Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (18/3/2022).

Baca Juga: Ingat Baik-Baik Nih Kata Mantan Pemimpin NU, Islam Nusantara Adalah...

Berdasar ahli penyelidikan awal, penyidik menduga Saifuddin berada di Amerika Serikat. 

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo menyampaikan bahwa penyidik akan berkoordinasi dengan Ditjen Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Luar Negeri, hingga Federal Bureau of Investigation (FBI).

"Dugaan keberadaan saudara SI di Amerika Serikat," katanya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Adrial Akbar

Bagikan Artikel: