Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

SUN Energy: Ibu Kota Negara Baru, Peluang Indonesia dalam Mencapai Target Bebas Emisi Karbon

SUN Energy: Ibu Kota Negara Baru, Peluang Indonesia dalam Mencapai Target Bebas Emisi Karbon Kredit Foto: SUN Energy
Warta Ekonomi, Bogor -

SUN Energy, sebagai perusahaan pengembang energi surya pada Kamis, 31 Maret 2022 menggelar Diskusi bertemakan 'Mengejar Target Bauran Energi Melalui Pemanfaatan Teknologi Hijau di Ibu Kota Negara Baru' yang menjadi salah satu wujud komitmen SUN Energy untuk meningkatkan target bauran energi dan memaksimalkan potensi energi surya di Indonesia. 

Diketahui bahwa pemanfaatan teknologi hijau telah diperkenalkan sebagai salah satu visi kehadiran Ibu Kota Negara (IKN), Nusantara, melalui Lampiran II Salinan Undang-Undang No. 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara.

Baca Juga: KIIC-SUN Energy Bangun Instalasi PLTS pada Instalasi Pengolahan Air Bersih dan Air Limbah Kawasan

Di mana salah satu penggerak utama IKN, Nusantara adalah Klaster Industri Teknologi Bersih yang memiliki misi penyediaan produk pendukung mobilitas dan utilitas yang ramah lingkungan, dan pengembangan pada sektor ini akan berfokus pada perakitan panel surya dan kendaraan listrik roda dua.

"Ibu Kota Negara Baru, Nusantara akan diperkenalkan sebagai kota masa depan di Indonesia yang dapat menjadi wajah baru Indonesia di kancah dunia, melalui pengenalan konsep serta penerapan teknologi hijau di IKN, tentu akan menunjang pemanfaatan Energi Baru Terbarukan demi tercapainya target Indonesia bebas emisi karbon," ucap Ade Irfan Pulungan, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Republik Indonesia, dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat (1/4/2022).

Baca Juga: PLN Mencatat 28 PLTU Mampu Hasilkan Energi Hijau 96 Ribu MWh. Ternyata Ini Sumbernya

Pemerintah yang berperan sebagai regulator telah mewujudkan komitmennya dalam mendukung pemanfaatan energi surya sebagai bagian dari upaya transisi energi melalui serangkaian kebijakan.

"Potensi energi surya sebagai EBT yang dimiliki Indonesia mencapai 3.295 GW, namun diketahui realisasinya baru mencapai 0.3% dari target yang telah ditentukan. Capaian tersebut tentunya memacu Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral  RI untuk terus mengambil langkah besar melalui pencanangan kebijakan strategis yang akan mendukung perkembangan Energi Baru Terbarukan (EBT)," jelas Hendra Iswahyudi, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia.

Upaya transisi energi juga turut dilakukan oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) RI, melalui konsep Industri Hijau.

"Kemenperin RI terus berupaya dalam meningkatkan efisiensi sumber daya industri dalam pengembangan industri berkelanjutan, dan secara aktif melakukan fasilitasi serta sosialisasi kepada para pelaku industri terkait dengan industri hijau," ujar RR Sri Gadis Pari Bekti, Pejabat Fungsional Analis Kebijakan Pusat Industri Hijau, Kemenperin.

Fasilitasi dan sosialisasi yang dilakukan tentu tidak hanya menjadi tugas dan tanggung jawab Pemerintah.

Baca Juga: Melalui Pertamina NRE, Pertamina Menuju Pemain Utama Energi Hijau Global

"Sebagai sebuah asosiasi, kami menyambut baik beragam kebijakan yang diterbitkan oleh Pemerintah dalam mendukung kehadiran Energi Baru Terbarukan seperti Energi Surya. Bersama dengan kehadiran wacana Ibu Kota Baru, AESI memproyeksikan potensi pemanfaatan energi surya, khususnya PLTS berkapasitas 2,500 - 8,100 MWp,” ungkap Fabby Tumiwa, Ketua Umum AESI atau Asosiasi Energi Surya Indonesia.

Pada kesempatan yang sama, Huawei Digital Power sebagai salah satu pelaku industri yang berfokus pada perkembangan teknologi hijau juga turut serta dalam proyek ini.

"Energi Baru Terbarukan telah menjadi bagian dari pengembangan teknologi yang terus kami upayakan. Sesuai dengan visi kami yaitu mengintegrasikan teknologi digital dengan power electronics, yang tentunya juga sesuai dengan inisiasi Global Carbon Neutrality melalui inovasi di pembangkit listrik. Kami, Huawei Digital Power telah mendukung PLTS di seluruh dunia dengan total 220 GW. Angka tersebut terus memacu kami untuk memberikan dampak terhadap akselerasi revolusi energi di Indonesia," ungkap Ali Hanif, Senior Product Manager, Huawei Indonesia.

Baca Juga: Keputusan Saka Energi Lakukan Pelunasan Utang Dinilai Bakal Berdampak Positif Terhadap Kinerja PGN

Berkaitan dengan akselerasi EBT di Indonesia, tentunya tidak terlepas dari peranan pelaku industri Energi Baru Terbarukan.

"Memiliki peranan penting terhadap perkembangan EBT di Indonesia, SUN Energy terus berupaya dalam memberikan kemudahan akses pemanfaatan PLTS kepada berbagai industri. Melalui dukungan para mitra kerja kami, SUN Energy dapat terus memperlebar kiprahnya di industri ini," kata Dionpius Jefferson, Chief Commercial Officer SUN Energy.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: